Tak lama setelah invasi dimulai, Direktur Jenderal Unesco Audrey Azoulay mengetakan dalam sebuah pernyataan bahwa warisan budaya ‘harus dijaga sebagai kesaksian masa lalu, tetapi juga sebagai katalis untuk perdamaian, dan kohesi untuk masa depan, yang merupakan kewajiban masyarakat internasional, untuk melindungi dan melestarikan.’
Di antara situs yang hancur, Jerusalem Post melaporkan, terdapat makam Scythian Kuno yang berusia lebih dari 1.000 tahun.
Kementerian Luar Negeri Ukraina menuduh pasukan Rusia secara khusus menargetkan situs budaya tersebut.
Meskipun perang membantu mengungkap amphorae parit, namun itu menghadirkan ancaman yang sangat nyata bagi kekayaan budaya Ukraina, bahkan yang belum ditemukan.
Sebagai tanda zaman, konflik yang sedang berlangsung akibat invasi Rusia ke Ukraina, membuat para arkeolog tidak mungkin mendokumentasikan situs tempat amphorae ditemukan itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR