Guci yang digunakan memiliki bentuk yang berbeda tergantung pada apa yang dirancang untuk dipegang.
Guci dengan bentuk tinggi dan ramping digunakan untuk anggur; yang lebih lebar untuk mengangkut ikan kering dan sereal; yang lebih kecil untuk menyimpan parfum; dan amphorae suvenir khusus diisi dengan buah zaitun dan diberikan kepada para pemenang Panathenaic Games, yaitu nenek moyang kuno Olimpiade modern.
Amphorae biasa digunakan oleh orang Mesir, Yunani, Romawi, dan Bizantium, merupakan solusi penyimpanan yang dapat berfungsi ganda sebagai karya seni.
Kapal Yunani yang dekoratif, misalnya, menggambarkan momen-momen dari mitologi Yunani, kemenangan para atlet hebat, dan bahkan adegan erotis.
Mengingat keberadaan mereka di dunia kuno, amphorae masih muncul sampai sekarang.
Para peneliti menemukan 6.000 di antaranya di kapal karam Romawi di pulau Kefallinia, Yunani, pada tahun 2019.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengira dia telah menemukan dua guci kuno selama ekspedisi scuba-diving di Laut Hitam pada tahun 2011, menurut David Batty dari Guardian.
Kepala juru bicara Putin, Dmitry Peskov, kemudian mengakui bahwa para arkeolog telah menanam guci-guci itu untuk ditemukan oleh Putin.
Pasukan Rusia rupanya belum menunjukkan minat yang sama dalam melestarikan warisan budaya di Ukraina.
Awal bulan Mei ini, Taylor Dafoe dari Artnet melaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia telah menghancurkan hampir 200 situs warisan budaya dalam invasi yang sedang berlangsung.
Namun, angka Unesco memberikan laporan sedikit berbeda, pada 16 Mei, badan tersebut telah memverifikasi kerusakan pada 133 situs budaya, termasuk museum, situs keagamaan, perpustakana, monumen, dan banyak lagi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR