Intisari-Online.com -Rusia dikabarkan akan segera melakukan serangan nuklir besar-besaran yang bisa memicu Perang Dunia III dalam beberapa hari mendatang.
Dugaan yang semula dilontarkan oleh Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace tersebut kian hari justru kian terlihat akan menjadi kenyataan.
Sebenarnya, pihak Rusia, melalui juru bicara pemerintahan, Dmitry Peskov menyatakan hal tersebut tidak akan terjadi dan tak masuk akal.
Bahkan, sosok Paus Fransiskus pun turut berbicara terkait tanggal yang dianggap akan menjadi titik paling krusial dari serangan Rusia ke Ukraina.
DilansirTimes of Israel, Paus menyebut dirinya diberitahu oleh Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban bahwa Putin akan mengakhiri perang di Ukraina pada 9 Mei mendatang.
“Ketika saya bertemu dengan Viktor Orban, dia memberi tahu saya bahwa Rusia punya rencana khusus pada 9 Mei. Semuanya akan berakhir saat itu," kata Paus.
Hanya saja, Wallace justru menduga bahwa Putin akan melakukan serangan pamungkasnya pada tanggal tersebut.
Tanggal yang dipilih karena bertepatan dengan peristiwa kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerma pada perang Dunia II.
"Kami telah melihat setiap pernyataan dari Putin beberapa waktu terakhir. Dia memang mengatakan abhwa 'ini menjadi perang, ini adalah perang proxy', padahal tidak demikian," tutur Wallaceseperti dilansirExpress.co.uk, Selasa (3/5/2022).
Pada 9 Mei mendatang, Wallace menduga Putin tidak hanya akan menuntaskan perangnya dengan Ukraina, tapi juga menghantam Nazi-nazi lain di seantero Bumi.
Rusia sendiri melaluiPeskov memang membantahnya.
"Tak ada kemungkinan terjadinya (deklarasi perang). Itu tak masuk akal,"tuturPeskov, pada Rabu (4/5), seperti dikutip Reuters.
Hanya saja, pernyataan Peskov tersebut bertolak belakang dengan aksi-aksi dari pihak Rusia, setidaknya dalam dua hari terakhir.
Pada Selasa (3/5/2022), stasiun TV Rusia,Rossiya-1, secara terang-terangan menayangkan simulasi serangan nuklir Rusia ke Inggris.
Dalam simulasi tersebut, sang pembawa acara,Dmitry Kiselyov, bahkan secara jelas menyebut Inggris dan Irlandia bakal lenyap dari muka Bumi hanya dengan satu serangan Rusia.
Jika sampai serangan tersebut terjadi, menurutKiselyov, hal itu disebabkan oleh pernyataan-pernyataan Perdana Menteri InggrisBoris Johnson yang telah mengancam Rusia dengan serangan nuklir selama perang di Ukraina.
“Hanya dengan sekali peluncuran, Boris, Inggris tidak akan ada lagi,” papar Kiselyov, seperti dilansir The Telegraph.
“Opsi lain adalah dengan cara menenggelamkan Inggris ke dalam laut menggunakan kendaraan nirawak bawah lautmilik Rusia, Poseidon,” kata Kiselyov.
Sebuah simulasi yang kemudian terasa semakin nyata ketika Rusia mengakui bahwa mereka telah melakukan simulasi serangan rudal berkemampuan nuklir.
Dalam pengakuan yang dilontarkan militer Rusia pada Rabu (4/5/2022) tersebut, terungkap bahwa wilayahn Kaliningrad menjadi titik simulasi utama.
Dilansir dari The Straits Times, militer Rusia mengaku telah mempraktikkan simulasi "peluncuran elektronik" dari sistem rudal balistik bergerak Iskander yang berkemampuan nuklir.
Latihan tempur di tengah perang ini bahkan telah dikonfirmasi langsung oleh Kementerian Pertahanan Rusia melalui sebuah pernyataan.