Intisari-Online.com - Banyak negara atau pihak mengkritik aksi Rusia yang melancarkan serangan ke Ukraina, tapi tak sedikit pula yang memilih berdiam diri hingga mendukungnya.
Sementara itu, sejumlah pihak yang tampak berdiam diri didesak untuk segera mengecam aksi Rusia tersebut, termasuk Paus Fransiskus.
Diketahui Pemimpin umat Katholik Paus Fransiskus sebelumnya telah dikritik karena tidak secara langsung mengecam Rusia pada hari-hari awal serangan.
Baru pada awal April lalu, Paus Fransiskus untuk pertama kalinya secara implisit mengkritik Presiden Vladimir Putin atas invasi Rusia ke Ukraina, dengan mengatakan "penguasa" mengobarkan konflik untuk kepentingan nasionalis.
"Sekali lagi, beberapa penguasa, sayangnya terperangkap dalam klaim anakronistik dari kepentingan nasionalis, memprovokasi dan mengobarkan konflik, sedangkan orang biasa merasakan masa depan yang tak tentu," kata Pemimpin Gereja Katolik Roma itu.
Itu diungkapkan dalam pidatonya pada Sabtu (2/4/2022) kepada pejabat Malta, setelah tiba di negara kepulauan Mediterania untuk kunjungan dua hari.
Sementara itu, baru-baru ini Paus Fransiskus malah berbicara mengenai dugaan bahwa ekspansi NATO ke timur Eropa sebagai hal yang memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan serangan ke Ukraina.
"Saya tidak bisa mengatakan apakah itu diprovokasi, tapi mungkin ya," kata Paus Fransiskus dikutip Russia Today melansir wawancara harian Italia Corriere Della Sera yang diterbitkan pada Selasa (3/5/2022).
Paus Francis juga mengatakan bahwa dia meminta pertemuan Putin selama minggu-minggu awal konflik, tetapi masih belum menerima jawaban.
Dia mengatakan, telah meminta diplomat tinggi Vatikan untuk menghubungi Presiden Rusia guna mengatur pertemuan sekitar tiga minggu setelah operasi militer dilancarkan ke Ukraina.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR