Dulu Hancurkan Patung Buddha Bersejarah Terbesar di Dunia Berusia Ribuan Tahun, Kini Taliban Lestarikan Buddha karena Mengincar Hal Ini dari China

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Sejarah Buddha Bamiyan Afghanistan
Sejarah Buddha Bamiyan Afghanistan

Intisari-Online.com -Taliban kini berniat melestarikan peninggalan Buddha di tambang tembaga Mes Aynak, setelah pernah mempertimbangkan untuk menghancurkan Buddha Terakotadi Afghanistan.

“Melakukan hal itu adalah kunci untuk membuka miliaran investasi China,” kata Hakumullah Mubariz, kepala keamanan Taliban di lokasi tersebut, sambil mengintip ke dalam sisa-sisa biara yang dibangun oleh para biksu Buddha abad pertama.

"Melindungi mereka sangat penting bagi kami dan orang China," katanya dikutip dari AP pada Minggu (27/3/2022).

Sebelumnya, Mubariz memimpin unit tempur Taliban di pegunungan sekitar yang berperang dengan pasukan Afghanistan yang didukung AS.

Melansir Kompas.com, ketika pasukan Afghanistan menyerah tahun lalu, anak buahnya bergegas mengamankan lokasi itu.

"Kami tahu itu akan menjadi penting bagi negara," katanya.

Pernyataan itu jauh berbeda dengan aksi dua dekade lalu, ketika kelompok garis keras Taliban pertama kali berkuasa memicu kemarahan dunia dengan meledakkan patung Buddha raksasa di bagian lain negara itu, menyebutnya sebagai simbol pagan yang harus dibersihkan.

Deposit tembaga terbesar di dunia Setelah kembali menguasai Afghanistan, Taliban menggantungkan harapan kepada Beijing untuk mengubah tanahnya yang kaya menjadi pendapatan, demi menyelamatkan negara yang kekurangan uang di tengah sanksi internasional yang melumpuhkan.

Baca Juga: Hidupnya Makin Miris Setelah Taliban Berkuasa, Wanita Afghanistan Ini Terpaksa Menjual Dua Putrinya dan Ginjalnya Sendiri untuk Hidupi Keluarganya, 'Saya Senang dengan Kematian Saya Sendiri'

Baca Juga: China Ikut Gali Harta Karun Afghanistan Senilai Triliunan Dolar yang Dikuasai Taliban, Pakar Sebut Cara Bisnis Orang China yang Tak Peduli Prinsip Ini

Ratusan meter di bawah patung-patung Buddha kuno, yang duduk dalam meditasi tenang di gua-gua yang diukir di tebing-tebing berwarna coklat muda di pedesaan Afghanistan, terletak apa yang diyakini sebagai deposit tembaga terbesar di dunia.

Perubahan spektakuler Taliban menggambarkan daya pikat kuat dari sektor pertambangan Afghanistan yang belum dimanfaatkan.

Kekayaan mineral Afghanistan, diperkirakan bernilai 1 triliun dollar AS, dan sudah disorot sebagai kunci untuk masa depan yang seharusnya bisa memakmurkan.

Ironisnya tidak ada yang mampu mengembangkan itu di tengah perang dan kekerasan yang berkelanjutan.

Sekarang, beberapa negara, termasuk Iran, Rusia dan Turki sedang mencari jalan untuk berinvestasi, mengisi kekosongan yang tersisa setelah penarikan AS yang kacau.

Tapi Beijing adalah yang paling tegas.

Di Mes Aynak, China bisa menjadi kekuatan besar pertama yang mengambil proyek skala besar di Afghanistan yang dikuasai Taliban, dan berpotensi menggambar ulang peta geopolitik Asia.

Sebelumnya, dalam hitungan hari di musim semi 2001, anggota Taliban menghancurkan patung Buddha yang dipahat di tebing di Lembah Bamiyan.

Baca Juga: Belum Setahun Berkuasa, Taliban Dikabarkan dalam Masalah Besar, Negaranya Justru Alami Kemunduran, Sampai Memelas Hal Ini dari Mantan Musuh Bebuyutannya Ini

Baca Juga: Sampai Jadi Bahan Celaan Satu Dunia Gara-gara Biarkan Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Jauh Sebelum Amerika, Rupanya Uni Soviet Pernah Lakukan HalIni pada Afghanistan

Dimulai pada 2 Maret 2001, dan berlanjut hingga April, militan Taliban menghancurkan Buddha Bamiyan menggunakan dinamit, artileri, roket, dan senjata anti-pesawat.

Meskipun Islam menentang berhala, tidak sepenuhnya jelas mengapa Taliban memilih untuk merobohkan patung-patung itu, yang telah berdiri selama lebih dari 1.000 tahun di bawah kekuasaan Muslim.

Baca Juga: Pantesan Banyak Orang Putus Asa Mau Tinggalkan Afghanistan Pasca Taliban yang Berkuasa, Rupanya Merekayang Tertinggal Telah Dibunuh oleh Taliban

Baca Juga: Bukan Amerika, Rupanya Inilah Target-target Baru Taliban Sejak Resmi Jadi Penguasa Afghanistan, Lebih dari 100 Orang Diculik Lalu Dieksekusi, Apa Salahnya?

(*)

Artikel Terkait