Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina sudah terjadi selama 20 hari lamanya.
Awalnya, banyak negara yang berpikir perang Rusia dan Ukraina akan berakhir dalam waktu beberapa hari.
Alasannya perbedaan militer yang besar antara militer Rusia dan militer Ukraina.
Namun siapa sangka militer Ukraina mampu menahan gempuran pasukan Rusia dari udara dan darat.
Shane Matthews, seorang veteran penembak jitu asal Inggris yang bertempur di Ukraina, menyampaikan beberapa hal.
Shane Matthews yang jugabertempur di Afghanistan dan Irak, mengatakan bahwa tentara Ukraina berperang "seperti Taliban dengan steroid".
Dia saat iniberada di Kyiv, membantu membentengi kota dan melatih warga sipil.
"Artileri Ukraina benar-benar memukul Rusia ketika saya sedang memberikan salah satupelatihan," kata Matthews seperti dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (15/3/2022).
"Rupanya Rusia tidak memiliki posisi bertahan di Irpin."
"Sehinggaorang-orang Ukraina benar-benar menyerang mereka."
Dia juga menyangkal bahwa Kyiv akan runtuh. Bahkan sebaliknya.
"Semuapasukan Rusia yang menuju Irpin berhasil diatasi."
"Mereka melumpuhkan konvoi militer, membentengi kota. Dengan begini saya bisamengatakan bahwa runtuhnya kota tidak akan terjadi.
"Taktik gaya gerilya yang digunakan oleh Ukraina adalah sesuatu yang tidak bisa Anda lawan."
"Itu seperti Taliban dengan steroid."
Sejauh ini, pasukan Rusia gagal menguasai Kyiv, meskipun mereka memiliki keunggulan militer.
"Mereka memang tanpapandang bulu menembaki setiap target di kota ini dan dunia bisa melihatnya."
"Ini jelas adalahgenosida. Mereka melakukan kejahatan perang."
Ribuan sukarelawan dari seluruh dunia, termasuk beberapa dari Inggris, telah bergabung dengan upaya perang Ukraina sebagai bagian dari pasukan asing.
Selama akhir pekan, pejuang Barat yang berbasis di Ukraina menjadi sasaran serangan rudal Rusia di pusat pelatihan NATO.
Delapan rudal jelajah Rusia menghantam Pusat Internasional untuk Penjaga Perdamaian dan Keamanan di Yavoriv, hanya 10 mil dari Polandia - negara anggota NATO.
Ledakan itu menewaskan sedikitnya 35 orang dan melukai 134 lainnya.
Kolonel Anton Mironovich, direktur urusan publik di Akademi Tentara Nasional di Lviv dan orang yang ditunjuk untuk pejuang asing mengatakan: "Semua legiuner aman. Tidak ada yang terbunuh, tidak ada yang terluka!"
Namun, Kementerian Pertahanan Rusia merilis pernyataan yang mengatakan bahwa 180 tentara bayaran asing telah tewas.
Tapi itu dibantah oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Markiyan Lubkivsky.
Dia malah menyebutnya itu sebagai "propaganda Rusia".