Penulis
Intisari-Online.com - Perang Rusia dan Ukraina membuat anak-anak muda Ukraina berusaha sekeras mungkin untuk mempertahan negaranya.
Uniknya,dalam perang Rusia dan Ukraina kali ini,anak-anak muda Ukraina terinspirasi dari perjuangan kemerdekaan dan Sumpah Pemuda Indonesia.
Dilansir dari kompas.com yang mengutip dari BBC Indonesia pada Sabtu (12/3/2022), mereka adalahlulusan jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dari universitas di Kyiv.
Salah satunya adalahYuliia Mykulych.
Yuliia Mykulych bahkan menyatakan saat ini negaranya hanya punya dua pilihan, yaitu"merdeka atau mati".
Dia dan teman-temannya jugamengangkat seruan "Ukraina merdeka" melalui media sosial.
Diketahui semboyan"merdeka atau mati" sering terdengar tak kala Indonesia mempertahankan kemerdekan pada 1945 melawan Sekutu.
Kini,seluruh orang di Ukraina sedang berjuang melawan kemerdekaan. Melawanpropaganda Putin, karena agresi Rusia.
Yuliia Mykulych dikenal sebagai mahasiswa yang senangmempelajari segala hal tentang Indonesia.
Dia bahkanberkeinginan untuk menggeluti ke-Indonesia-an ini sampai seterusnya.
Termasukmengembangkan prodi bahasa dan sastra Indonesia di Ukraina.
Kepadawartawan BBC News Indonesia di London, Endang Nurdin, Yuliabercerita tentang serangan Rusia ke Ukraina yang begitu mendadak.
Seluruh orang di Ukraina sadar tentara Rusia sudah bersiap di perbatasan.
Namun dia tidak menyangka bahwa pagi itusuara sirene dan dentuman serangan Rusia benar-benar terjadi.
Dia bahkan menyebut itu adalah hal"paling buruk" dalam hidupnya.v
Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat bagaimana tentara Rusia memasuki Ukraina dan bergerak ke seluruh kota-kota.
Termasukmendekati ibu kota Kyiv, pada Rabu (9/3/2022).
Melihat sernagan Rusia,Yuliia yang tinggal di Kyiv bersama suaminya, diminta orangtuanya untuk pergi.
Mereka diminta pindah keKremenets, Ukraina bagian barat.Sebab wilayah ini masih aman.
Ketika sampai diKremenets, semua rutinitasnya berubah. Karena mereka harus bersiap menghadapi gempuran tentara Rusia kapan pun.
Dia melihat bagaimana banyak kota dijatuhi rudal dan sirene terdengar di mana-mana.
Jika sudah begini,jika diperlukan,Yuliia akan ambil senjata.
KataYuliia, ada temannya yangambil senjata dan terbunuh. Padahal mereka sama-sama berusia 25 tahun.
"Banyak teman saya yang menjadi pilot dan sedang berjuang," katanya lagi.
Soal perang Rusia dan Ukraina,Yuliia mengaku ini sangat menyakitkan. Tapi dia tidak mau jiwa dan semangat warga Ukraina hilang.
"Sama sepertiorang Indonesia dulu saat perjuangan kemerdekaan, semangat kami tidak dapat dirusak,"jelas Yuliia.
"Sebab kami berhak merdeka," tutupnya.