Intisari - Online.com -Dalam sebuah fase baru dalam perang separatis jangka panjang Baloch di Pakistan, sebuah serangan terbaru teror Baloch Nationalist Party (BNA) di kota Lahore mengindikasikan ketegangan merebak dari pegunungan Balochistan sampai ke pusat kota Punjab.
Pada 20 Januari, sebuah bom meledak dan bagaikan menyobek distrik bisnis Lahore yang sibuk, membunuh tiga orang dan melukai lebih dari 20 orang.
BNA yang dibentuk kurang dari dua minggu sebelum pengeboman setelah United Baloch Army (UBA) dan Baloch Republic Army (BRA) bersatu, menerima tanggung jawab atas serangan di sebuah unggahan media sosial yang dibawa oleh media.
Penyatuan ini signifikan tidak hanya karena menggabungkan dua kelompok perang militan potensial untuk separasi Balochistan dari Pakistan, tapi juga karena entitas baru akan menarget kepentingan China di negara tersebut.
Termasuk kepentingan China salah satunya adalah Belt and Road Initiative (BRI).
Dilansir dari Asia Times, BNA yang baru dibentuk juga menandai bersatunya Marri dan Bugti, dua suku terbesar Balochistan yang secara bersejarah tidak selalu sepakat dan satu suara.
Namun di mana suku-suku ini sepakat adalah dalam perang mereka melawan penindasan Balochistan, yang dikumandangkan lewat berbagai cara melalui proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai China dan dilindungi militer Pakistaan.
Menurut kedua suku itu, infrastruktur ini tidak membantu atau melibatkan populasi lokal.
UBA dipimpin oleh Mehran Marri, anak dari mendiang ideolog Baloch, Khair Bakhsh Marri, yang memimpin suku Marri bertahun-tahun.
Sedangkan BRA dipimpin oleh Brahumdagh Bugti, anak dari Akbar Bugti, sardar Baloch dan pemimpin suku Bugti yang tewas pada 2006 dalam operasi militer.
Walaupun baik suku-suku Marri juga terdiri dari kelompok militan lainnya, termasuk Balochistan Liberation Army (BLA) yang kini dipimpin oleh anak lain Khair Bakhsh, Hyrbyair Marri, penggabungan UBA-BRA menggarisbawahi bagaimana kelompok militan Baloch mengubah garis suku membentuk front perlawanan melawan negara Pakistan.
Tahun 2018, BLA menyatu dengan Balochistan Liberation Front (BLF) dan BRA untuk membentuk Baluch Raji Ajohi Sangar (BRSA) atau Gerakan Kebebasan Nasionalis Baloch.
Kebangkitan antara suku ini terpisah dengan upaya aktif kelompok militan Baloch memanen dukungan dari kelompok militan etnis non-Baloch yang tidak terpengaruh, terutama dari provinsi Sindh, yang berbatasan dengan Balochistan.
Pada Juni 2020, BRSA membentuk persekutuan dengan kelompok militan Sindhi yang dikenal sebagai Sindudesh Revolutionary Army (SRA).
Persekutuan secara formal diumumkan pada Juli 2020 untuk "membebaskan" baik Sindh dan Balochistan dan menarget China-Pakistan Economic Corridor (CPEC), sebuah ruji pada Belt and Road Initiative senilai USD 60 miliar.
BNA yang baru dibentuk merasakan keberatan yang sama.
Dalam pernyataan BNA yang dibagikan ke media Balochistan, kelompok itu mengatakan mereka dibentuk untuk "memperluas perlawanan nasional Baloch melawan fasisme militer Pakistan."
Pernyataan juga mengkonfirmasi jika BNA akan melanjutkan menjadi bagian dari BRSA, dan seperti BRSA, akan secara intensif menyerang baik "negara Pakistan dan mitra-mitranya (China)."
Ekspansi ini tampaknya memiliki dua segi taktik.
BRSA tampaknya memilih target berat, yaitu pasukan keamanan Pakistan atau personil dan proyek-proyek China, sedangkan serangan BNA pertama di Lahore yang tampaknya awalnya menarget sebuah bank, menunjukkan serangan akan fokus pada setidaknya sebagian di target-target lunak di wilayah kota baik di luar dan dalam Balochistan.
Strategi dua arah ini merupakan kekhawatiran utama untuk Pakistan, terutama ketika mereka menghadapi tantangan Islamis dari Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP), yang juga dikenal sebagai Pakistan Taliban.
TTP baru-baru ini telah menyiapkan serangan antar perbatasan dari Afghanistan menarget pasukan keamanan.
Pertanyaan besar yang tidak terjawab adalah kekhawatiran mengapa bangkitnya Baloch muncul sekarang.
Rupanya bergabungnya militan-militan dan serangan yang meningkat ternyata secara langsung terkait dengan situasi di Afghanistan.
Pertama, walaupun Taliban Afghanistan tidak bersekutu dengan kebangkitan Baloch, kemenangannya tahun lalu melawan Amerika Serikat telah "menginspirasi kelompok Baloch membentuk pasukan perlawanan mencapai kemenangan serupa, melibatkan pasukan Pakistan dalam perang serius guna memberi tantangan besar bagi negara Pakistan," ujar seorang nasionalis Baloch yang namanya tetap anonim.
Kedua, karena hubungan Pakistan dengan Taliban Afghanistan telah rusak sejak peralihan kekuasaan di Kabul dulu, dilaporkan dengan bantuan dan dukungan dari Inter-Services Intelligence Pakistan (ISI), Islamabad kini kekurangan pengaruh untuk menekan Taliban mengurangi separatis Baloch di Afghanistan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini