Intisari-Online.com - Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung kini menunjukkan penundaan yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Selain tak kunjung selesai, biaya pengerjaan proyek kereta cepat tersebut juga mengalami pembengkakan dari 6,07 miliar dollar AS (sekitar Rp 84 Triliun) menjadi 8 miliar dollar AS (sekitar Rp114 Triliun).
Itu artinya, terdapat kenaikan sekitar 1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 27 triliun.
Pembengkakan kebutuhan dana itu juga dibarengi dengan kondisi keuangan para pemegang saham perusahaan konsorsium proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mengalami kemacetan akibat pandemi Covid-19.
Pemerintah pun akhirnya menerbitkan Perpres Nomor 93 Tahun 2021 yang mengizinkan pendanaan proyek kereta cepat boleh bersumber dari APBN, yang kemudian menuai polemik.
Proyek ini merupakan bagian dari Belt and Road Initiative (BRI) Beijing yang dibangun oleh konsorsium perusahaan negara China dan Indonesia.
Dilaporkan, proyek ini menghadapi tantangan tenaga kerja karena pembatasan perjalanan selama pandemi virus corona.
Kini, diharapkan proyek tersebut bakal selesai akhir tahun 2022 hingga awal 2023 atau di masa akhir pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR