Dikira Bakal Jadi Simpanse yang Manusiawi, Justru Anak Manusia Ini yang Berubah Jadi Simpanse Setelah Dirinya Dijadikan Ekperimen Gila Orang Tuanya yang Menjadikan Simpanse Sebagai Saudara Manusia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Gua dn Donald, simpanse dan bayi manusia.
Gua dn Donald, simpanse dan bayi manusia.

Intisari-online.com - Mungkin ini adalah salah satu eksperimen gila yang pernah dilakukan manusia di mana seorang anak dan simpanse dijadikan saudara dan hidup dalam lingkungan yang sama.

Bayi malang ini adalah Donald, bayi malang yang jadi "kelinci percobaan" untuk eksperimen orang tuanya.

Menurut Daily Star, Donald adalah putra dari dua psikolog Winthrop dan Luella Kellogg.

Pada tahun 1931, Winthrop dan Luella membawa pulang seekor simpanse muda dengan tujuan khusus untuk menjadikan "saudara perempuan" Donald.

Baca Juga: Hanya Gara-gara Dihajar Simpanse yang Dirawatnya, Wajah Wanita Ini Hancur Total Membuatnya Cacat Seumur Hidup, Begini Penampakan Wajahnya yang Kini Hanya Bisa Disembuyikan

Simpanse muda, bernama Gua, dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam eksperimen lima tahun yang aneh oleh pasangan itu.

Simpanse ituakan dibesarkan dengan Donald di lingkungan manusia.

Ketika percobaan dimulai, Gua berumur 7 bulan dan Donald berumur 10 bulan.

Eksperimen tersebut digambarkan sebagai uji komparatif untuk melihat bagaimana reaksi manusia dan simpanse ketika hidup di lingkungan yang sama.

Baca Juga: Tragis, Kisah Ota Benga yang Diculik dan Dipamerkan di Kebun Binatang New York dalam Kandang Simpanse, Petugas Menggantung Tempat Tidur Kerdil dan Memberinya Busur serta Anak Panah

Winthrop dan Luella berbicara dengan mereka berdua dan memperlakukan mereka seperti anak normal.

Gua dan Donald tidur di ranjang yang sama dan bermain dengan mainan yang sama.

Seorang anak dan simpanse diberi makan, berpakaian, dan melakukan semua aktivitas yang sama sehingga perbedaannya dapat dibandingkan.

Namun, beberapa tes yang diberikan kedua psikolog tersebut dinilai kurang tepat.

Sebuah video menunjukkan reaksi Donald dan Gua saat diputar di kursi.

Menurut deskripsi, Donald menangis ketakutan saat kursi itu diputar, sementara Gua tidak bereaksi terlalu keras.

Tes lain termasuk membandingkan refleks dengan suara keras seperti tembakan atau dipukul di kepala dengan sendok.

Tujuan memukul kepala Gua dan kepala Donald adalah untuk mendengar perbedaan suara tengkorak.

Winthrop dan Luella melakukan tes demi tes selama 12 jam sehari dan 7 hari seminggu.

Baca Juga: (Video) 2 Simpanse yang Rambutnya Rontok Ini Tunjukkan Seberapa Kuat mereka, Jangan Terkejut dengan Lengannya yang Kekar

Winthrop kemudian menerbitkan sebuah buku berjudul, The Ape and the Child: Sebuah studi tentang pengaruh lingkungan pada perilaku awal pada tahun 1933.

Awalnya, eksperimen itu seharusnya berhasil dengan Gua, tetapi semuanya berubah secara bertahap ketika Donald berusia 1 tahun.

Meskipun secara fisik lebih baik, Gua tidak bisa mengikuti kecerdasan Donald saat ia mulai menguasai pembentukan kata.

Selama tujuh bulan berikutnya, giliran Donald yang mulai bertingkah mengganggu.

Gua dan Donald melakukan aktivitas bersama.
Gua dan Donald melakukan aktivitas bersama.

Anak itu sekarang mulai menggigit orang lain, bergerak seperti simpanse dan menggeram ketika dia ingin makan.

Setelah 9 bulan dari awal, percobaan harus dihentikan karena Donald dikatakan berkembang lebih seperti simpanse meskipun dibesarkan di lingkungan manusia.

Para penulis dalam jurnal Psychological Review mengangkat keprihatinan mereka mengenai mengapa percobaan harus dihentikan.

"Kami mengetahui bahwa eksperimen berakhir pada 28 Maret 1932. Gua dikembalikan ke cagar alam primata Orange Park," jelasnya.

"Tapi alasan mengapa eksperimen dihentikan sangat membingungkan banyak orang," tulis penulis tersebut.

Baca Juga: Teror Simpanse Kelaparan, Anak-anak Kecil di Desa Ini Dirampas dan Dijadikan Santapan, Warga Resah Tapi Tak Bisa Berbuat Apapun

Berspekulasi tentang alasannya, penulis mengatakan, "Pertama, psikolog dan istrinya kelelahan setelah sembilan bulan percobaan karena jadwal dan tes mereka yang sibuk."

Kedua, mereka ingin meluangkan waktu untuk mempersiapkan naskah buku yang akan mereka terbitkan pada tahun 1933.

Ketiga, pertumbuhan fisik Gua membuat para psikolog semakin sulit untuk dikendalikan. Mungkin mereka takut Gua akan menyakiti Donald.

Penulis juga mengklaim bahwa Winthrop menghabiskan "banyak waktu" mengajar Gua tetapi simpanse tidak "fasih" seperti yang diharapkan.

Menurut beberapa sumber lain, Luella khawatir putranya Donald berperilaku lebih seperti simpanse daripada manusia.

Setelah percobaan, Winthrop bekerja di University of Florida (AS), di mana ia mempelajari lumba-lumba hidung botol.

Winthrop dan Luella keduanya meninggal pada tahun 1972. Setahun kemudian, Donald juga bunuh diri pada usia 43 tahun.

Artikel Terkait