Intisari-Online.com - Seekor simpanse bernama Travis diadopsi oleh pasangan Sandra Herold (di Stamford, Connecticut, AS) saat usianya beberapa hari.
Travis diadopsi setelah induknya ditembak mati karena mencoba melarikan diri dari Missouri Chimp Sanctuary, seperti melansir Eva.vn.
Sejak itu, Travis menjadi hewan peliharaan keluarga Herold.
Pemilik dan istrinya sangat menyayangi dan memanjakan hewan tersebut.
Mereka sering membawanya bekerja atau berbelanja.
Simpanse itu juga terbukti patuh dan sangat terikat pada pemiliknya.
Travis juga dengan cepat berbaur dan memiliki hubungan yang baik dengan kenalan keluarga Herold.
Setelah satu-satunya anak laki-laki meninggal dalam sebuah kecelakaan yang diikuti dengan kematian sang suam akibat kanker pada tahun 2004, keberadaan simpanse yang berusia 14 tahun tersebut menjadi penghiburan yang luar biasa bagi Sandra.
Travis selalu tidur di ranjang yang sama.
Sandra membantunya memandikan dan memanjakannya seperti yang dia lakukan dengan bayinya.
Namun, simpanse itu menunjukkan tanda-tanda tumbuh tak terkendali.
Hal itu memuncak dengan serangan brutal terhadap seorang wanita pada Februari 2009.
Saat itu, wanita yang bernama Charla Nash mambantu di rumah Sandra.
Namun, tiba-tiba Charla diserang dengan kejam oleh Travis.
Travis salah mengira Charla sebagai pencuri.
Sebelumnya, Charla juga menjadi harian perawat Travis.
Travis harus minum obat untuk mengobati penyakit Lyme untuk rangsangan saraf.
Namun, suatu hari Charla mengubah gaya rambutnya dan hewan itu tidak mengenalinya, sehingga mengira Charla sebagai pencuri dan menyerangnya.
Simpanse seberat 90kg itu mencakar wajah dan tangan Charla.
Hampir seluruh wajah wanita berusia 55 tahun itu rusak parah setelah penyerangan itu.
Orang-orang bahkan menemukan bekas gigi hewan itu di wajah Charla.
Sandra segera menelepon polisi, tetapi baru setelah dia berteriak ke telepon bahwa simpanse sedang 'memakan' Charla, polisi bergegas untuk mengirim petugas.
Pada saat polisi datang, simpanse itu belum melepaskan korbannya.
Pada akhirnya, mereka harus mengangkat senjata dan menembak Travis sampai mati.
Setelah itu, Charla harus menjalani perawatan darurat dan pembedahan selama 7 jam.
Baca Juga: Ingin Berbicara Bak Seorang Bajak Laut? Media Asing: Belajarlah Bahasa Indonesia!
Lukanya sangat parah sehingga beberapa staf medis juga harus mengobati trauma setelah operasi.
Keluarga korban mengajukan gugatan terhadap Sandra untuk mendapatkan kompensasi.
Setelah kejadian itu, Charla tidak berani kema-mana dan harus selalu memakai topi dengan selendang hitam menutupi wajahnya.
Kisah Charla lebih dikenal melalui program talk show Oprah Winfrey.
Charla mengatakan, "Saya tidak ingat diserang oleh simpanse karena saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa berubah seperti ini. Saya ingin sehat dan tidak ingin bangun dengan mimpi buruk."
Pada 2011m setelah beberapa operasi penyelamatan nyawa dan dengan bantuan Angakatan Darat AS dan Rumah Sakit Wanita Brigham, Boston, Massachusetts, Charla menerima operasi transplantasi wajah baru dari donasi seorang wanita yang meninggal dunia.
Charla juga memiliki transplantasi tangan.
“Saya tidak pernah menyerah pada takdir, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan. Sehari sebelumnya, saya bisa mengganti ban sendiri. Sekarang, bahkan makan sendiri tidak dapat melakukannya. Sulit untuk bertahan hidup, tetapi tidak ada bedanya dengan paruh. Terkadang Anda ingin menangis, ingin keluar, ingin rumah yang damai. Tapi saya tidak tahu apa yang menunggu di depan, menakutkan," Charla lega.
Selain itu, agar wajah barunya tidak rusak, Charla harus menggunakan imunosupresan selama bertahun-tahun.
Imunosupresan dapat membuatnya lebih rentan terhadap kanker, infeksi virus, dan kerusakan ginjal.
Pada 2016, kemampuan wajah baru untuk menerima tubuh baru berangsur-angsur stabil, sehingga dokter memberinya obat penekan kekebalan.
Rasanya seperti terlahir kembali, kata Charla.
Meski terjerumus dalam situasi terparah, ia selalu optimis dan percaya diri untuk melawan nasib yang suram.