Intisari - Online.com -Charlie Chaplin adalah tokoh aktor film legendaris dan terkenal.
Karena begitu terkenal, setelah meninggal dunia pun ia masih mengalami kejadian yang fenomenal dalam sejarah.
Ini adalah kasus perampasan tubuh Charlie Chaplin.
Ada dua pria mencuri mayat aktor tersebut dari sebuah pemakaman di desa Corsier-sur-Vevey, Swiss.
Desa itu ada di perbukitan di atas Danau Jenewa, dekat Lausanne.
Kejadian ini terjadi 1 Maret 1978.
Charlie Chaplin adalah seorang pembuat film yang disegani.
Kariernya membentang di era film bisu Hollywood, dan transisi penting ke film dengan suara di akhir 1920-an.
Chaplin meninggal pada Hari Natal 1977, pada usia 88 tahun.
Dua bulan kemudian, tubuhnya dicuri dari pemakaman Swiss.
Hal ini memicu penyelidikan polisi dan perburuan para pelakunya.
Setelah janda Chaplin, Oona, menerima permintaan tebusan sekitar 600.000 dollar AS, polisi mulai memantau teleponnya dan mengawasi 200 kios telepon di wilayah tersebut.
Oona telah menolak untuk membayar uang tebusan, mengatakan bahwa suaminya akan menganggap permintaan itu “konyol.”
Para penelepon kemudian membuat ancaman terhadap dua anak bungsunya.
Setelah penyelidikan selama lima minggu, polisi menangkap dua montir mobil, Roman Wardas, dari Polandia, dan Gantscho Ganev, dari Bulgaria.
Pada 17 Mei, mereka membawa mereka jenazah Chaplin, yang mereka kubur di ladang jagung, sekitar satu mil dari rumah keluarga Chaplin di Corsier.
Desember itu, Wardas dan Ganev dihukum karena perampokan kuburan dan percobaan pemerasan.
Pencuri mayat Charlie Chaplin adalah dua pengungsi politik dari Eropa Timur, Wardas dan Ganev.
Wardas adalah dalang dari rencana tersebut, dan ia mendapat hukuman kerja paksa selama empat setengah tahun.
Ia terinspirasi oleh kejahatan serupa yang pernah ia baca di sebuah surat kabar Italia.
Kaki tangannya, Ganev, dihukum 18 bulan percobaan.
Keluarga Chaplin lantas menguburkan kembali tubuhnya di kuburan beton.
Hal itu mereka lakukan untuk mencegah upaya pencurian di masa depan.