Akhirnya, Sutawijaya, anak Ki Ageng Pemanahan, dapat menewaskan Arya Penangsang, setelah menusukkna Tombak Kyai Plered ketika Arya Penangsang menyeberang Bengawan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan Gagak Rimang.
Pusat Kerajaan kemudian dipindah ke Pajang dengan Adiwijaya sebagai raja pertama Kerajaan Pajang pada 1568 dengan gelar Sultan Hadiwijaya.
Sultan Hadiwijaya berhasil mengantarkan Pajang ke puncak kejayaan, dengan letaknya yang di pedalaman, sehingga kerajaan ini bersifat agraris dan mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung perekonomian.
Demak kemudian dijadikan Kadipaten dengan anak Sunan Prawoto yang menjadi Adipatinya.
Wilayah kekuasaan Kerajaan Pajang di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya, mencapai Madiun, Blora, dan Kediri.
Berkuasa selama kurang lebih 15 tahun, dan menjadi salah satu raja yang berpengaruh di Jawa, perjalanan kekuasannya harus terhenti pada tahun 1582.
Tahun 1582 itu meletus perang antara Kerajaan Pajang dan Kerajaan Mataram Islam.
Sepulangnya dari pertempuran antara Pajang dan Mataram, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Dia kemudian dimakamkan di Desa Butuh, kampung halaman ibunya.
Kerajaan Pajang mengalami kemunduran sepeninggal Sultan Hadiwijaya, karena terjadi perebutan takhta untuk menjadi raja, antara Pangeran Benawa, putranya, dengan menantunya, Arya Pangiri.
Pangeran Benawa sang ‘putra mahkota’ berhasil disingkirkan, kemudian menjadi bupati Jipang, sedangkan Arya Pangiri menjadi raja baru di Pajang dengan nama takhta Ngawantipura.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR