Intisari-Online.com - Baba Vanga, adalah seorang peramal buta yang tinggal di desa Rupite, Bulgaria.
Mistik Bulgaria Baba Vanga, atau wanita yang dikenal dengan sebutan 'Nostradamus dari Balkan' ini, meninggal pada tahun 1996 di usianya yang ke 85 tahun.
Meskipun telah lama meninggal, dunia masih dibuat menaikkan alisnya karena lebih dari dua dekade usai kematiannya, serangkaian prediksi suram untuk masa depan yang pernah ia ramalkan masih penuh tanda tanya yang mampu mengejutkan dunia.
Pengikut Baba Vanga sering menyebut wanita misterius itu memiliki kekuatan ke'nabi'an.
Baba Vanga menjadi terkenal pada tahun 2000 ketika dia dikatakan telah meramalkan tenggelamnya Kursk kapal selam Rusia.
Bukan hanya itu, Baba Vanga juga dikenal karena meramalkan terjadinya tragedi teror serangan menara kembar WTC pada 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Selain itu, banyak pengikutnya yang juga meyakini bahwa Baba Vanga jauh sebelumnya juga telah meramalkan bencana terjadinya tsunami dahsyat tahun 2004, kemunculan ISIS, pemilihan Presiden Barack Obama 2008, dan referendum Brexit 2016.
Melansir Hindustannewshub.com, belakangan prediksi Baba Vanga kembali menjadi perbincangan setelah Rusia menyerang Ukraina.
Atas perintah Presiden Rusia Vladimir Putin, pasukan Rusia melancarkan serangan gencar di Ukraina dan bergerak untuk merebut ibu kota Kyiv.
Sementara itu, Putin telah menempatkan kekuatan nuklirnya dalam siaga mengingat kesiapan militer NATO.
Baba Vanga konon telah meramalkanRusia akan menjadi "penguasa dunia" dan Eropa akan berubah menjadi "tanah kosong".
Baba Vaenga berkata, 'Tidak ada yang bisa menghentikan Rusia. Semua orang akan disingkirkan dan dia (Rusia) akan menjadi penguasa dunia.
Selain itu, Baba Vangadiyakini telah meramalkan adanya upaya serangan percobaan pembunuhan pada Putin.
Putin diduga akan diserang oleh anggota tim keamanannya sendiri.
Hingga kini,invasiRusiakeUkrainamasih terus berlangsung sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Kamis (24/2/2022).
Jumat (25/2/2022), Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyusul pengumuman serupa oleh Inggris dan Uni Eropa (UE) setelah seranganRusiakeUkraina.
Meski demikian, Putinjustru memerintahkan untuk memperkuat pertahanannya.
Putin bahkan memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2/2022).
Putin menuduh Barat mengambil langkah-langkah "tidak bersahabat" terhadap negaranya.
Namun, ancaman nuklir Putin semakin membingungkan karena berangkat dari doktrin pencegahan nuklir Rusia yang sudah mapan.
Pada 2020, Putin menyetujui prinsip-prinsip dasar dengan empat kasus ketika Moskwa dapat menggunakan senjata nuklir.
Prinsip-prinsip itu adalah ketika rudal balistik ditembakkan ke wilayah Rusia atau sekutu saat musuh menggunakan senjata nuklir, serangan terhadap situs senjata nuklirRusia, atau serangan yang mengancam keberadaan negara Rusia.
(*)