Seakan Sejarah Terulang Kembali, Sekitar 43.000 Orang Yahudi di Ukraina 'Terlunta-lunta' Meski Israel Sudah Mengusahakan 'Perlindungan' sejak Awal Konflik Ukraina-Rusia

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

(Ilustrasi) Pengungsi Konflik Ukraina-Rusia

Intisari-Online.com-Hingga kini,invasiRusiakeUkrainamasih terus berlangsung sejak pasukan Rusia memasuki Ukraina pada Kamis (24/2/2022).

Jumat (25/2/2022), Amerika Serikat (AS) mengatakan akan menjatuhkan sanksi kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyusul pengumuman serupa oleh Inggris dan Uni Eropa (UE) setelah seranganRusiakeUkraina.

Meski demikian, Putinjustru memerintahkan untuk memperkuat pertahanannya.

Putin bahkan memerintahkan kepala pertahanannya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada Minggu (27/2/2022).

Tahun lalu, ketika ketegangan antara Ukraina dan Rusia mulai meningkat pada bulan November, beberapa pejabat Israel mengatakan mereka sedang mempersiapkan gelombang imigrasi massal dari Ukraina.

Rencananya200.000 orang Yahudi yang memenuhi syarat dapatberimigrasi ke Israel di bawah Hukum Pengembalian.

Sejauh ini, gelombang tersebut belum terwujud dalam skala seperti yang direncanakan tersebut.

Namun kedutaan Israelbersama dengan kedutaan asing lainnya, dari Kyiv ke Lviv,bulan ini telah mendaftarkan permohonan dari sekitar 3.000 warga Ukraina yang belum menjadi warga negara Israel untuk berimigrasi ke sana.

Baca Juga: Sosok Bar Kokhba: Seorang 'Mesias' Pemimpin Pemberontakan Orang-orang Yahudi yang Mengobarkan Perang selama 5 Tahun Lantaran Kelakuan Pagan Romawi

Baca Juga: Inilah Sosok Dewa Marduk dalam Sejarah Yahudi Kuno yang Disebut-sebut Dalam Mantera, Doa, dan Puisi, Saksi Bisu 'Bukti' Perlawanan

Seakan sejarah terulang kembali, di seluruh Ukraina, orang-orang Yahudi menjadi pengungsi lagi.

Saat pasukan Rusia memasuki Ukraina dan mengebom kota-kotanya, banyak warga Ukraina mengungsi ke negara lain.

Menurut The Guardian, penyeberangan melalui perbatasan di barat dan selatan menjadi jalur bagi 100.000 pengungsi internal.

Beberapa orang Yahudi yang tinggal di Ukraina - yang berjumlah setidaknya kurang lebih 43.000- adalah bagian dari usaha migrasi tersebut.

Melansir Times of Israel, Minggu (27/2/)2022, lebih dari 100 orang telah tewas dalam pembomn yang meledak di dekatmakam Rabi Nachman dari Bratslav, seorang tokoh abad ke-18 dan pendiri gerakan Breslov Hasidic.

Setiap tahun di sekitar Rosh Hashanah, sekitar 30.000 orang Yahudi berkumpul di kuburan.

Selama bertahun-tahun, ratusan pengikut Breslov, sebagian besar dari Israel, menetap di Uman, yang saat ini memiliki populasi Yahudi sekitar 200 sepanjang tahun.

Dalam konsep budaya Yahudi, ada istilah Aliyah yang berarti imigrasi Yahudi ke Tanah Israel. Tindakan kebalikannya, emigrasi Yahudi meninggalkan Israel, disebut Yerida.

Baca Juga: Keluarga Yahudi Ini Lolos dari Maut Holocaust Justru Karena Keterbatasan Fisiknya hingga Jadi Bahan Eksperimen 'Malaikat Maut' Dokter Psikopat

Baca Juga: Kisah Licoricia dari Winchester, Posisinya yang Unik Bikin Wanita Yahudi Ini ‘Paling Penting’ di Inggris pada Abad Pertengahan, Apa Perannya Hingga Dibuatkan Patung untuk Mengenang Dirinya?

Konsep ini dizatur dalam hukum yang mengizinkan setiap orang Yahudi hak hukum untuk mendapatkan bantuan berimigrasi dan menetap di Israel, serta kewarganegaraan Israel secara otomatis.

Sejarah mencatat, 6 juta orang Yahudi tewas dibantai di seluruh penjuru Eropa selazmza Perang Dunia II.

Kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler ini tak ayal membuat semakin banyak warga Yahudi ingin meninggalkan Eropa menuju ke berbagai tempat.

Baca Juga: Kisah Memilukan di Balik Penemuan 3 Liontin 'Jimat' Yahudi yang Mengungkap 'Doa dan Iman' Berusia Ribuan Tahun di Kamp Konsentrasi Nazi

Baca Juga: Islam Kembali Dituding Jadi Dalang Holocaust Usai MUI Tolak Museum Holocaust di Sulut, Pertemuan Hitler Ini Pemicunya

(*)

Artikel Terkait