Intisari-Online.com -Hari ini, Senin (28/2/2022), umat Islam memperingati peristiwa Isra Miraj 27 Rajab 1443 H.
Isra Miraj sendiri merupakan sebuah peristiwa penting yang terjadi dalam perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Dalam Isra Miraj, Rasulullah diperjalankan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina.
Setelah itu, Nabi diperjalankan dari Masjidil Aqsa yang ada di bumi, lalu menuju langit ke tujuh kemudian ke Sidratul Muntaha.
Dalam perjalanan melakukan Isra Miraj, Rasulullah menunggangi hewan yang bernama Buraq.
Berbicara mengenai Masjidil Aqsa atau Masjid Al-Aqsa di Yerusalem telah lama menjadi rebutan antara umat Islam dan Yahudi.
Umat Yahudi menginginkan kompleks Masjid Al-Aqsa karena ada Tembok Ratapan.
Melansir Islamic Landmarks, Tembok Ratapan adalah tempat paling suci bagi Yahudi.
Mereka yakin tempat tersebut satu-satunya struktur yang selamat dari Kuil Herodian.
Komunitas Yahudi tidak pernah tunjukkan kepentingan apapun mengenai porsi tembok tersebut sebelumnya.
Walaupun mereka menganggapnya sebagai struktur satu-satunya yang selamat dari Kuil Kedua, Tembok Ratapan tidak pernah menjadi bagian dari Kuil tersebut.
Yang jadi incaran mereka adalah struktur di bawah struktur yang kini ada menjadi plaza di atas kompleks Al-Aqsa.
Itulah sebabnya Yahudi ingin menggali di bawah Masjid Al-Aqsa, karena dulunya tempat itu menjadi pusat kehidupan bagi mereka.
Namun bukan menjadi pusat peribadatan, rupanya yang tersimpan di bawah tanah tersebut adalah pusat perbelanjaan, tidak memiliki nilai agamis sama sekali.
Lantas, jika tempat tersebut menjadi tempat suci Kaum Yahudi, mengapa bisa menjadi masjid yang dijadikan tujuan Nabi Muhammad SAW sebelum ia naik ke langit untuk bertemu Allah SWT dan menerima wahyu Sholat?
Rupanya, ada sejarah yang juga melekat bagi Islam di tempat suci ini.
Tembok Ratapan bagi umat Muslim adalah Tembok Buraq, dinamai karena sisi lainnya adalah tempat Nabi Muhammad SAW mengikat Buraq.
Buraq adalah hewan yang Nabi Muhammad SAW tunggangi ketika malam Isra' Mi'raj, yang menjadi tunggangannya menuju langit ketujuh untuk bertemu Allah SWT.
Tembok itu sendiri terdiri atas 45 batu kuarsa, 28 batu di atas tanah dan 17 lagi di bawah tanah.
Tujuh tingkat pertama yang tampak adalah dari periode Herodian.
Sementara 4 kuarsa selanjutnya yang terdiri dari batu-batu yang lebih kecil tertanggal dari periode Dinasti Muslim Umayyad (abad ke-8).
Di atasnya lagi adalah 17 kuarsa berbentuk batu-batu kecil dari periode Dinasti Muslim Mamluk (abad ke-13-16).
Bangsa Roma menghancurkan Kuil Herod setelah Perang Yahudi di tahun 70 Sebelum Masehi (SM) dan beberapa Yahudi yang tetap ada di kota setelah perang diusir dari wilayah tersebut.
Hanya bagian barat tembok dari sisi dalam Kuil yang tetap berdiri.
Baca Juga: Sejarah Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan Andi Azis tahun 1950
Berabad-abad lamanya pengungsi Yahudi di Yerusalem berkumpul untuk berdoa untuk Kuil Mount di manapun mereka berada, atau di Gunung Olives.
Tembok Ratapan menjadi fitur permanen dalam tradisi Yahudi sekitar tahun 1520 saat ide yang menyebar adalah kaum Yahudi tidak seharusnya memasuki kuil karena mereka tidak 'murni' lagi.
Kaum Yahudi kemudian mulai berkumpul di depan tembok itu untuk berdoa, dan akhirnya turun-temurun menjadi tradisi.
Kota Yerusalem sendiri memiliki bentuknya yang kokoh sejak abad ke-16 oleh Sultan Sulaiman Agung, Sultan dari Kekaisaran Ottoman yang membangun dinding batu raksasa itu tahun 1537.
Konon katanya Sulaiman mendapat mimpi dari Nabi Muhammad SAW yang memerintahkannya mempersiapkan pertahanan Yerusalem.
Selama dibangunnya dinding kota itu, Sulaiman memberikan instruksi memperbolehkan umat Yahudi beribadah di Tembok Ratapan.
Di bawah syarat Status Quo untuk tempat suci, sebuah dekrit yang dibuat dari dekrit Sultan Ottoman tahun 1757 dan dirincikan lebih oleh pemerintah Inggris tahun 1922, Tembok itu teknisnya menjadi milik umat Muslim.
Namun umat Yahudi memiliki hak untuk berdiri di atas pavling di depan tembok dan berdoa.Maymunah Nasution
Baca Juga: Berapa Hari Lagi Puasa 2022? Simak Jadwal Puasa dan Idul Fitri Berikut Ini
Baca Juga: Ini Dia Para Tokoh Perintis Kebangkitan Nasional yang Membangkitkan Kesadaran Bangsa untuk Bersatu