Intisari-Online.com – Ketika Licoricia dari Winchester, seorang rentenir Inggris yang termasuk di antara kliennya adalah Henry III dan anggota istananya, ditemukan terbunuh di rumahnya pada tahun 1277, berita kematiannya beredar luas, bahkan mencapai komunitas Yahudi di Jerman.
Minat yang ditimbulkan oleh pembunuhan Licoricia mencerminkan posisinya yang unik dalam masyarakat Inggris pada abad pertengahan.
“Dia adalah orang Yahudi, dia kaya, dan dia adalah seorang wanita,” penulis biografi Rebecca Abrams menggambarkannya pada Religion News Service (RNS).
“Dan itulah yang mungkin menyebabkan kematiannya.”
Sekitar 745 tahun setelah pembunuhan Licoricia, di tengah meningkatnya kekhawatiran anti-Semitisme di seluruh Eropa, sebuah patung wanita itu akan dipasang di kota asalnya, Winchester.
Penyelenggara berhara patung itu akan mempromosikan toleransi dan keragaman di masyarakat zaman sekarang, sambil menjelaskan hal yang sering diabaikan dalam sejarah lokal.
Patung tersebut dipahat oleh seniman Inggris Ian Rank-Broadley, patung perunggu setinggi 1,83 meter menggambarkan Licoricia, yang namanya berarti ‘daging manis’, memegang tangan putra bungsunya.
Ungkapan ‘Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri’ terukir pada alas batu pahatan dalam bahasa Inggris dan Ibrani.
“Dalam banyak hal, Licoricia selalu ada di sana, tetapi dia bersembunyi di dokumen dan buku sejarah, dan ini pertama kalinya, dia muncul dalam tiga dimensi di jalan-jalan Winchester tempat tinggalnya,” kata Rank-Broadley kepada Jewish Chronicle.
Menurut sejarawan Robert Stacey, Licoricia, adalah wanita Yahudi paling penting di Inggris abad pertengahan.