Intisari-Online.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai stabilitas dan perdamaian di Palestina adalah dengan menciptakan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Berbicara pada sesi pembukaan Konferensi ke-16 Persatuan Parlemen Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul, Erdogan menyatakan, Yerusalem bukanlah masalah sekelompok Muslim pemberani, tetapi masalah seluruh dunia Muslim.
“Sebagai cucu dari orang-orang yang memerintah Yerusalem selama 400 tahun, kami tidak tahan melihat darah, air mata, dan penindasan di Palestina,” kata Erdogan sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (10/12/2021).
Namun bertemu dengan delegasi para pemimpin Yahudi pada Rabu (22/12/2021), Erdogan mengatakan bahwa hubungan dengan Israel "penting untuk keamanan dan stabilitas kawasan."
Pemimpin Turki itu bertemu dengan para rabi Turki serta anggota Aliansi Rabbi di Negara-negara Islam dan diberikan hadiah Menorah perak.
Menurut Hurriyet Turki dan media lainnya, Erdogan berbicara menentang “ide-ide tidak manusiawi seperti rasisme, antisemitisme, intoleransi terhadap orang-orang dari agama yang berbeda,” sambil menyebut antisemitisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Dia mengatakan bahwa meskipun ada perbedaan dengan Israel atas kebijakannya terhadap Palestina, “hubungan kami dengan Israel di bidang ekonomi, perdagangan dan pariwisata berkembang dengan caranya sendiri.”
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR