Penulis
Intisari-Online.com -Global Fire Power (GFP) setiap tahun merilis peringkat kekuatan militer dari negara-negara di seluruh dunia.
Tahun 2021, Indonesia berada pada peringkat ke-16 dari 140 negara yang berada dalam indeks GFP.
Posisi Indonesia tersebut berada di atas peringkat negara-negara seperti Spanyol, Australia, dan Israel yang masing-masing bertengger di posisi 18, 19, dan 20.
Indonesia bahkan menjadi negara yang terkuat secara militer di kawasan ASEAN, jauh melampaui Singapura di posisi 40.
Penguatan alutsista bagi TNI memang hal yang wajar.
Terlebih semenjak China mulai mengklaim perairan Natuna Utara sebagai miliknya.
Mengutip sipri.org, Kamis (12/3/2020), lembaga independen asal Swedia, Stockholm International Peace Research Institute atau disingkat SIPRI bekerja di bidang penelitian konflik, persenjataan, kontrol dan pelucutan senjata.
Lembaga tersebut menyediakan berbagai data, analisis, serta rekomendasi yang didasarkan pada sumber terbuka.
Salah satu pekerjaannya ialah membuat laporan transfer senjata di dunia dari berbagai negara.
Nah, pada kurun waktu tahun 2019, SIPRI mengeluarkan data impor persenjataan Indonesia.
Indonesia dalam laporan SIPRI nyatanya membeli berbagai senjata kelas berat hingga ringan.
Di antaranya kapal selam kelas Chang Bogo/Nagapasa Class, Self Propelled Howitzer CAESAR dari Prancis, kapal Landing Platform Dock (LPD) Makassar Class, sampai 80 jet tempur KFX/IFX dari Korea Selatan.
Berikut rinciannya.
Ada pula senjata yang berasal dari Israel walau Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan negeri Yahudi, yakni Turret Infantry Fighting Vehicle (IFV) ut-30 Mk2 yang nantinya akan dipasangkan di Pandur II.
Pemerintah Indonesia secara resmi memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Israel.Karenanya tidak ada kedutaan besar Israel di Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia juga tidak memiliki kantor pemerintahan di Israel.
Untuk lini ekspor, Indonesia berhasil menjual pesawat CN-235 ke Senegal dan Nepal.
(*)