Intisari-Online.com -Sudah menjadi rahasia umum bahwa Amerika Serikat (AS) dan Israel memiliki hubungan yang sangat dekat.
Seorang analis Timur Tengah di Israel Policy Forum Michael Koplow mengatakan kepada Business Insider bahwa kedekatan AS dengan Israel sangat terikat dengan dua faktor.
Faktor pertama adalah pertukaran data intelijen sedangkan faktor kedua adalah "persamaan ideologi".
Intelijen dan pengetahuan Israel tentang urusan Timur Tengah tak tertandingi oleh negara mana pun di dunia dan hal itu menguntungkan AS dalam segala hal.
Di sisi lain, hubungan Israel dan China juga mengalami peningkatan, sementara China dan AS saling berseteru.
Dalam beberapa waktu terakhir, terlihat hubungan bilateral antara Israel dan China telah mengalami perubahan yang relatif positif.
Melansir The EurAsian Times, Kamis (7/10/2021), China telah berinvestasi cukup besar di terminal baru pelabuhan Haifa di Israel.
Hal ini telah memberikan dorongan ekonomi ke Tel Aviv dan tampak seperti langkah positif dalam hubungan China-Israel.
Beijing telah menunjukkan minat yang tinggi pada teknologi Israel dan perusahaan China juga telah terlibat dalam proyek infrastruktur domestik.
Melansir The Jerusalem Post, Senin (20/12/2021), tiga perusahaan Israel dan 10 tersangka bahkan didakwa pada hari Senin setelah mereka ditemukan telah mengekspor rudal jelajah ke China tanpa izin.
Departemen Ekonomi Kejaksaan Negeri memberi tahu para tersangka bahwa mereka akan mengajukan dakwaan atas tuduhan melakukan pelanggaran keamanan, pelanggaran di bidang senjata, pelanggaran di bawah Undang-Undang Pengendalian Ekspor Pertahanan, pelanggaran di bawah Undang-Undang Anti Pencucian Uang dan banyak lagi.
Ephraim Menashe, pemilik perusahaan Solar Sky, yang memproduksi rudal jelajah, antara lain, menengahi kesepakatan dengan entitas dari China yang bersaing dalam tender untuk menyediakan rudal jelajah kepada militer China.
Kesepakatan itu dimediasi oleh Zion Gazit dan Uri Shachar, pemilik perusahaan konsultan keamanan, yang menangani konsultasi dan mediasi antara investor asing dan perusahaan teknologi Israel.
Menashe juga mempekerjakan Zvika dan Ziv Naveh, pemilik Innocon, yang memproduksi UAV untuk tujuan intelijen.
Menashe juga merekrut orang lain yang bekerja untuk memproduksi rudal jelajah dan semua bagiannya.
Para tersangka memproduksi lusinan rudal jelajah dan melakukan sejumlah tes bersama mereka di wilayah Israel, yang membahayakan kehidupan manusia, menurut Jaksa Negara.
Rudal-rudal tersebut dikirim ke China secara tersembunyi.
Menashe menerima jutaan dolar sebagai imbalan yang ia samarkan sebagai bagian dari hubungannya dengan perusahaan asing.
Senjata-senjata itu pada akhirnya tidak digunakan oleh militer China.
Kasus ini sedang diselidiki oleh Unit Investigasi Kejahatan Internasional di organisasi Polisi Israel Lahav 433.