Selalu Membaur dengan Melepas Topi Yahudi Kecilnya, Pria Yahudi Terakhir di Afghanistan Ini Tak Mau Pergi Meski 'Ditinggal' Istri dan Anak-anaknya Pindah ke Israel

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Zabulon Simintov, Seorang Pria yang Diyakini Sebagai Yahudi Terakhir di Afghanistan
Zabulon Simintov, Seorang Pria yang Diyakini Sebagai Yahudi Terakhir di Afghanistan

Intisari-online.com -Afghanistan adalah emirat Islam, di mana sebagian besar warganya menganut agama Islam.

Sebanyak 90% penduduknya menganut Islam Sunni.

Oleh karena itu juga tak banyak yang mengetahui, ternyata ada orang Yahudi di Afganistan.

Orang itu adalah Zabulon Simintov, orang Yahudi terakhir di negeri yang lama dicabik perang itu.

Baca Juga: Tak Sampai Dua Minggu Usai Sebut Tak Tahan Lihat Darah dan Air Mata Rakyat Palestina, Erdogan Malah Ucapkan Ini Usai Bertemu para Rabi Yahudi, Lupa?

Zabulon memiliki sebuah rumah makan di kota Kabul.

Meski asli kelahiran kota Afganistan, Zabulon selalu melepas kippah, topi kecil Yahudinya, saat memasuki rumah makannya yang sudah reyot dimakan usia itu.

Alasannya melakukan itu agar tidak ada yang berpikiran negatif kepada saya.

Zabulon yangmemahami pandangan umum soal Yahudi itu diyakini adalah Yahudi terakhir di Afganistan.

Baca Juga: Kembalinya Suku Yahudi yang Hilang Setelah 2.000 Ribu Tahun hingga Pecahkan Rekor Dunia Penerbangan Penumpang Terbanyak, 1.088 Orang Dievakuasi ke Israel

Di negeri dengan budaya Islam konservatif seperti Afganistan, Zabulon berusaha tidak menonjolkan jati dirinya.

Semua upaya itu dilakukan untuk melindungi rumah makan kebab Balkh Bastan yang dibukanya empat tahun lalu itu.

Pada tahun 2018, kafe milik Zabulon berada di ambang kebangkrutan karena penjualan kebab tak begitu baik.

Masalah keamanan di Kabul dan sekitarnya membuat warga memilih berdiam diri di rumah ketimbang mencari hiburan atau makanan di pusat kota.

Baca Juga: Kisah Gus Dur Presiden Indonesia yang Sukses Membuat Negara Yahudi Berdecak Kagum hingga Media Israel Bongkar Kehebatan Gus Dur dan Menggambarkannya dengan Ungkapan Begini

Dulu, Zabulon memiliki usaha memasok makanan ke berbagai hotel di Kabul.

Namun, usaha itu perlahan-lahan tutup berbarengan dengan penarikan mundur pasukan asing di Afganistan.

Tak banyak diketahui soal sejarah Yahudi Afganistan, yang sebagian orang yakin mereka sudah hidup di Afganistan sejak 2.000 tahun lalu.

Hingga awal abad ke-20 masih terdapat beberapa ribu warga Yahudi di Afganistan, tersebar di sejumlah kota.

Baca Juga: Indonesia Ketahuan Beli Senjata Ini dari Israel Pada Tahun 2019, Padahal Tak Berhubungan Diplomatik dengan Negeri Yahudi, Ternyata Ini Alasannya...

Sayangnya, komunikasi mereka dengan warga Yahudi lain di luar negeri sangat terbatas.

Pada akhir dekade 1950-an, warga Yahudi Afganistan akhirnya berbondong-bondong meninggalkan negeri itu menuju Israel yang baru saja terbentuk.

Istri dan putri-putri Zabulon juga memutuskan pindah ke Israel.

Namun, di tengah berbagai kesulitannya, Zabulon memilih bertahan dan tinggal bersama "saudara-saudara" Afganistan-nya.

Baca Juga: Padahal Bukan Emas, Harta Karun Raja Sulaiman Konon Sangat Diinginkan Orang Yahudi, Rupanya Isinya Hal 'Sakral' Ini

(*)

Artikel Terkait