Peduli Setan Dengan Peringatan Nuklir Rusia, Negara Eropa Malah Nekat Izinkan Warganya Terlibat Perang Ukraina-Rusia, Bisa Memicu Perang Lebih Besar ?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Perang Rusia Vs Ukraina ingatkan dunia tragedi Chernobyl, bila kedua negara gunakan senjata nuklir.
Perang Rusia Vs Ukraina ingatkan dunia tragedi Chernobyl, bila kedua negara gunakan senjata nuklir.

Intisari-online.com - Sebelumnya Rusia melalui Presiden Vladimir Putin, memperingatkan akan memberikan konsekuensi serius pada siapa saja yang berani ikut campur masalah Ukraina.

Putin, berkata, "Anda akan menerima konsekuensi terbesar yang belum pernah Anda dapatkan dalam sejarah dunia, jika ikut campur urusan Ukraina."

Dalam hal ini mengisyaratkan, bahwa Rusia siap mengerahkan segalanya untuk konflik di Ukraina termasuk senjata nuklir.

Meski demikian, peringatan itu tampaknya tidak membuat negara Uni Eropa ketakutan.

Pemerintah telah mengatakan bahwa orang Eropa diizinkan untuk "berpartisipasi secara langsung secara bebas" dalam konflik Ukraina-Rusia.

"Itu adalah pilihan yang boleh diambil oleh siapa pun. Ini berlaku untuk warga Ukraina yang tinggal di negara ini, tetapi juga untuk siapa saja yang ingin terlibat langsung dalam konflik," kata Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen pada 27 Februari.

Frederiksen mengatakan Kopenhagen telah setuju untuk mengizinkan warga Denmark bergabung dengan "kekuatan militer" internasional yang dibentuk oleh Presiden Ukraina Zelensky untuk berurusan dengan Rusia.

"Tidak ada yang bisa menghentikan seseorang untuk pergi ke Ukraina untuk bergabung dalam konflik," kata Frederiksen.

Baca Juga: Putin Siagakan Senjata Nuklir, Ternyata Bukan Hanya Rusia dan Barat yang Jadi Ancaman Dunia, Tetapi Negara-negara Ini Juga

Baca Juga: Tragis Berakhir Dikhianati Rusia, Ternyata Ukraina Dulunya Adalah Pemilik Sejata Nuklir Terbesar Ke-3 Dunia, Namun Nyaris Semua Senjatanya Lenyap Gara-Gara Hal Ini

Sebelumnya, Perdana Menteri Denmark juga secara langsung berpartisipasi dalam protes besar di depan kedutaan Rusia di Kopenhagen untuk memprotes konflik di Ukraina.

Pada 25 Februari, Presiden Ukraina Zelensky menyerukan pembentukan "Korps Pertahanan Internasional Ukraina".

Kekuatan ini dimaksudkan untuk menarik orang asing yang ingin datang ke Ukraina untuk mendukung pertahanan militer negara itu.

Pada 27 Februari, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss juga mengatakan bahwa dia "mendukung penuh" setiap orang Inggris yang ingin bergabung dalam konflik di Ukraina.

"Saya mendukung penuh. Tentu saja, setiap orang bebas membuat keputusannya sendiri," kata Liz Truss dalam wawancara dengan BBC.

Namun, Inggris belum secara resmi mengizinkan warganya datang ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam konflik tersebut.

Menurut Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba, setiap orang asing yang secara sukarela membantu tentara Ukraina dapat menghubungi misi diplomatik negara tuan rumah.

Dalam langkah lain untuk mendukung Ukraina, Josep Borrell, perwakilan tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri dan keamanan, mengungkapkan bahwa blok tersebut akan mendukung paket senilai lebih dari 501 jutadollar AS untuk membantu Ukraina memastikan keamanan.

Baca Juga: Bikin Bergidik, Putin Perintahkan Pasukan Nuklir Rusia Siap Siaga Tinggi, Dampak Nuklir Tak Main-main Seperti di Hiroshima, Sebabkan 1.900 Kematian Akibat Kanker Meski Lewat Sedekade

Baca Juga: Merasa di Atas Angin, dengan Pongahnya Ukraina Klaim Telah Tewaskan dan Lukai 4.300 Tentara Rusia dan Hancurkan 146 Tank, Tunjukkan Serangan Kilat Rusia yang Gagal

Paket dukungan ini akan mencakup senjata dan pejuang. Paket dukungan lain senilai lebih dari 55 jutadollar AS akan dikirim oleh UE ke Ukraina untuk menyediakan pasokan medis.

"Kami akan memasok Ukraina dengan senjata, bahkan jet tempur. Saya tidak hanya berbicara tentang senjata," kata Josep Borrell.

Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah bahwa seluruh UE telah setuju untuk memberikan senjata mematikan ke negara di luar blok tersebut.

Angkatan Udara Ukraina saat ini terutama menggunakan jet MiG-29 dan Sukhoi Su-24, Su-25 dan Su-27 dari era Soviet.

Senjata-senjata ini terbukti "inferior" jika harus bertarung dengan jet tempur modern Rusia.

Artikel Terkait