Ukraina Terbukti Jadi Korbannya, Terkuak Negara-negara Ini Bisa Jadi Sasaran Amukan Rusia Berikutnya, Negara-negara Eropa Ini Sudah Ketar-ketir

May N

Editor

Warga Ukraina berlindung di sebuah stasiun kereta bawah tanah di ibu kota Kiev.
Warga Ukraina berlindung di sebuah stasiun kereta bawah tanah di ibu kota Kiev.

Intisari - Online.com -Sudah lebih dari sehari invasi penuh Rusia ke Ukraina, dengan ledakan menggema di seluruh ibu kota negara Ukraina, Kiev.

Serangan ini dilihat secara luas sebagai aksi kekerasan sebagai "aksi militer khusus" untuk melindungi kepentingan Rusia sendiri.

Serangan rudal telah menyerang wilayah-wilayah seluruh negara termasuk Kiev, dengan perkiraan 137 warga sudah tewas.

Putin telah mendesak militer Ukraina untuk meletakkan senjata mereka guna menghindari konflik.

Namun pasukan Ukraina telah menempati posisi siap untuk mempertahankan kota mereka, dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy tetap ada di gedung pemerintahan.

Kini dengan Kremlin telah menyatakan niatnya di Ukraina dengan jelas, banyak negara-negara tetangga yang dulunya juga menjadi bagian dari Uni Soviet telah memulai menyuarakan kekhawatiran bahwa mereka bisa jadi sasaran Putin selanjutnya.

Ini termasuk negara-negara Balkan: Lithuania, Latvia, dan Estonia, yang dulunya menjadi bagian dari Uni Soviet.

Mengutip Express, Kamis lalu Presiden Lithuania Gitanas Nauseda menandatangani sebuah dekrit menerapkan status darurat.

Baca Juga: Kalah Jika Adu Senjata Militer, Pasukan 'Rahasia' Milik Ukraina Malah Bikin Kementerian Pertahanan Rusia Kerepotan, dengan Cara Ini

Baca Juga: Sudah Jelas Militernya Kalah Telak dari Rusia, Ukraina Makin Terpuruk Usai Senjata Militer Kiriman Barat Ini Malah Dirampas Rusia, Begini Nasibnya Kini

Dalam sebuah pernyataan, kantor presiden mengatakan: "Tujuan status darurat adalah untuk menangani ancaman serius terhadap keamanan publik… merespon pada kemungkinan ketegangan dan provokasi tremasuk pasukan militer skala besar Federasi Rusia dan Republik Belarusia."

Sementara negara-negara Balkan adalah bagian dari NATO, Profesor Julian Lindley-French, seorang pakar strategis dan penasihat pertahanan yang telah bekerja dengan NATO menanyakan sampai mana persekutuan itu bisa melindungi anggota-anggotanya menghadapi Rusia.

Ia mengatakan: "Jika kita tidak bangun maka mungkin Putin akan terus menguji batas kami.

"Jika Anda melihat peta, jika Ukraina jatuh ke Rusia, dengan Belarusia sudah berada di wilayah Rusia, bagaimana kita benar-benar membela negara-negara Baltik?

"Bagaimana kita mempertahankan Tanjung Utara Norwegia, atau [kepulauan Norwegia] Svalbard dari perampasan tanah Rusia?

"Jika penguatan kekuatan kapal selam Rusia terus berlanjut, bagaimana kita melindungi pasokan dan penguatan melintasi Atlantik jika kita tidak bisa lagi mempertahankan wilayah itu dari Putin?"

Seperti Ukraina, semua negara Baltik memiliki sejarah yang dalam dan terkait dengan Rusia.

Masing-masing telah menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia sejak akhir abad ke-18.

Baca Juga: Bisa Lindungi Putin dari Bom dan Peluru, Beginilah Hebatnya 'Benteng Berjalan' Presiden Rusia, Bersaing dengan Milik Joe Biden

Baca Juga: Mati-Matian Gempur Ukraina, Rupanya Rusia Targetkan Lokasi Bencana Nuklir Terburuk Tahun 1986 Ini, Konon Rusia Sampai Siapkan Strategi Rinci Sebelum Kuasai Ukraina Timur

Setelah Revolusi Rusia tahun 1917, mereka menjadi negara merdeka.

Tetapi Kremlin mencaplok ketiganya pada tahun 1940 selama hari-hari dramatis Perang Dunia 2 ketika Paris jatuh ke tangan Jerman, masing-masing menjadi republik Uni Soviet.

Mereka tidak memperoleh kemerdekaan lagi sampai September 1991, ketika Pemerintah Soviet akhirnya mengakui mereka sebagai negara berdaulat.

Sementara ancaman segera ke Baltik tampaknya tidak mungkin, ketiga negara khawatir tentang kemampuan Rusia untuk memisahkan mereka dari seluruh Eropa melalui celah Suwalki.

Ini adalah sebidang tanah sempit sepanjang 65 kilometer yang sulit dipertahankan di perbatasan Polandia-Lithuania, jalur yang menghubungkan Baltik dan bagian NATO lainnya.

Peregangan ini dipandang menjadi salah satu titik NATO yang paling rentan.

Di sebelah barat terletak eksklaf Rusia yang dibanjiri senjata: Kaliningrad; sebelah kirinya adalah Belarusia.

Minggu lalu, Marius Laurinavicius, konsultan keamanan independen di Lithuania, mengatakan kepada Financial Times: "Kami menjadi Jerman Barat, negara lebih kecil dikelilingi musuh dengan kemampuan militer mumpuni."

Baca Juga: Pantas Rusia Percaya Diri Gempur Ukraina Meski Berisiko Dikutuk Seisi Bumi, Konon Rusia Punya Senjata 'Kiamat' yang Bisa Meratakan Seisi Bumi Warisan Uni Soviet Ini

Baca Juga: Dunia Ketar-ketir Perang Nuklir, Ternyata Rusia Bisa 'Bangkitkan' Bencana Nuklir Paling Buruk Sepanjang Sejarah Manusia dari Kota Hantu Setelah Sandera Pegawai PLTN Chernobyl di Ukraina

Negara-negara Balkan tidak hanya bekas negara-negara Sovier yang telah bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, dan menyediakan contoh seperti Ukraina mengenai kemungkinan integrasi Eropa.

Kulti Salm, sekretaris permanen di kementerian pertahanan Estonia, mengatakan permainan perang dilakukan Belarusia dengan pasukan Rusia artinya Moskow punya 10 kali jumlah pasukan di wilayah itu dibandingkan NATO di sebelah timur Balkan dan Polandia.

Ia mengatakan unjuk militer dan kesiapan Rusia adalah "sebuah perubahan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya selama puluhan tahun".

Ia mengatakan jika situasi tetap berlangsung, "akan diperlukan perubahan dramatis dalam postur NATO."

Baca Juga: Cuma Punya Pasukan yang Lemah serta Senjata Militer yang Bobrok, Rupanya Ukraina Masih Bisa Bikin Rusia Kebakaran Jenggot Akibat Senjata Lawas dan Kekuatan Tentaranya ini

Baca Juga: Respon Serangan Rusia ke Ukraina, NATO Aktifkan Pasukan Ini, Apa itu NRF yang Kini Diaktifkan Pertama Kalinya dalam Konflik Bersenjata?

Artikel Terkait