Pasukan Diponegoro menyerukan kebencian kepada orang-orang China, bahkan membantai mereka.
Perang Jawa bahkan tampaknya sudah diramalkan Belanda.
Pemerintah Belanda mendapat pemasukan dari bandar-bandar tol yang dikelola oleh orang-orang China yang baru tiba dari Fujian.
Beberapa tahun jelang Perang Jawa, bandar-bandar gerbang tol kian meresahkan rakyat.
Mereka memungut pajak secara membabi buta dan kerap tidak sopan kala penggeledahan terhadap para perempuan.
Kemudian, Residen Surakarta dan Residen Yogyakarta membuat semacam tim audit yang menyingkap sepak terjang gerbang-gerbang tol.
Tim audit ini mengusulkan kepada gubernur jenderal untuk menghapus gerbang-gerbang tol di kedua kerajaan itu.
“Bahwa kalau gerbang-gerbang tol tersebut tetap diizinkan terus melakukan kegiatannya, maka waktunya tidak lama lagi, pada saat orang-orang Jawa itu akan bangkit dengan cara yang mengerikan.”
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR