Intisari-Online.com – Setidaknya terjadi empat gempa bumi beruntun yang melanda daerah dekat lokasi uji coba nuklir Korea Utara, saat Pyongyang mengisyaratkan untuk melanjutkan uji coba.
Serangkaian gempa bumi kecil alami telah melanda daerah dekat lokasi uji coba nuklir Korea Utara yang tertutup, menurut Korea Selatan.
Mereka menyoroti ketidakstabilan geologis di daerah tersebut karena Pyongyang mengisyaratkan akan melanjutkan uji coba untuk pertama kalinya sejak 2017.
Setidaknya telah terjadi empat gempa bumi yang melanda wilayah itu dalam lima hari terakhir, menurut Administrasi Meteorologi Korea (KMA) di Seoul.
Yang terbaru adalah gempa berukuran 2,5 pada Selasa pagi (15/2/2022), yang berpusat sekitar 36 km dari Situs Uji Nuklir Punggye-ri.
Dua gempa berkekuatan 2,3 juga terjadi di daerah itu pada hari Senin (14/2/2022) dan gempa lainnya pada skala 3,1 terjadi pada hari Jumat (11/2/2022).
Punggye-ri terletak di timur laut Korea Utara adalah satu-satunya fasilitas yang diketahui, tempat negara itu melakukan uji coba nuklir.
Uji senjata terakhir yang diketahui dilakukan pada September 2017, ketika Korea Utara meledakkan bom nuklir keenam dan terbesarnya, yang diklaim sebagai senjata termonuklir.
Dalam minggu-minggu setelah ledakan itu, para ahli memperlihatkan serangkaian gempa dan tanah longsor yang terjadi di dekat pangkalan uji coba nuklir sebagai tanda ledakan besar yang mengacaukan kawasan tersebut, karena sebelumnya tidak percah tercatat gempa bumi alami.
Setelah satu gempa terjadi pada tahun 2020, para ahli pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa ledakan nuklir tampaknya telah mengubah geologi daerah itu secara permanen.
Beberapa ahli juga mengkhawatirkan populasi radioaktif yang dapat terjadi jika Korea Utara menggunakan situs itu lagi.
Aktivitas seismik yang disebabkan oleh uji coba nuklir bukanlah hal yang aneh, dan telah didokumentasikan di situs uji coba nuklir besar lainnya seperti Situs Uji Nevada di Amerika Serikat dan situs Semipalatinsk bekas Uni Soviet di Kazakhstan.
Demikian menurut Frank Pabian, pensiunan analis di Amerika Serikat pada Laboratorium Nasional Los Alamos Amerika Serikat, seperti melansir dari Jerusalem Post.
"Kegempaan seperti itu seharusnya tidak mencegah uji coba nuklir Punggye-ri untuk digunakan lagi di masa depan," katanya.
"Satu-satunya perbedaan adalah bahwa pengujian di masa depan akan dibatasi hanya pada terowongan yang sebelumnya tidak digunakan."
Pintu masuk ke terowongan itu diledakkan di depan sekelompok kecil media asing yang diundang untuk melihat pembongkaran ketika Korea Utara menutup situs itu pada tahun 2018, yang menyatakan kekuatan nuklirnya selesai.
Namun, Korea Utara menolak seruan bagi pakar internasional untuk memeriksa penutupan itu.
Pemimpin Kim Jong Un mengatakan dia tidak lagi terikat oleh moratorium pengujian yang diberlakukan sendiri.
Negara itu juga mengisyaratkan pada bulan Januari bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan tes senjata nuklir atau rudal balistik jarak jauh karena kurangnya kemajuan dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat dan sekutunya.
Sejak penutupan, kelompok pemantau mengatakan bahwa citra satelit sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas besar di Punggye-ri selain patroli dan pemeliharaan keamanan rutin.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari