Penulis
Intisari-online.com - China kini diambang masalah besar jika Rusia-Ukraina benar-benar melakukan peperangan.
Kedua negara ini memiliki hubungan penting bagi China, sekaligus sebagai mitra penting.
Dengan krisis Rusia-Ukraina yang membayangi dunia saat ini.
Kondisi Ukraina yang tidak stabil sebagai mitra China dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) Beijing.
Hal ini dapat merusak produksi senjata gas kloning China, menurut The EurAsian Times.
Industri senjata replika China sangat bergantung pada beberapa perusahaan pertahanan paling berharga di Ukraina.
Sementara, China telah mengakuisisi banyak dari mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu kemampuan China yang bergantung pada teknologi kloning senjata sangat menghawatirkan, jika konflik Ukraina-Rusia pecah.
Teknologi kloning China bergantung pada teknologiUkraina yang kemudian dicopy untuk dijadikan senjata baru oleh China.
Hal ini membuatkekhawatiran tentang proliferasi ilegal senjata.
Jumlah pembeli teknologi ilegal Ukraina yang tidak jujur mungkin sedikit, tetapi yang mengkhawatirkan termasuk China, Korea Utara, Suriah, dan Iran.
Agen China dan Korea Utara telah ditangkap beberapa kali di Ukraina karena memata-matai teknologi rudal rahasia.
Satu-satunya solusi yang mungkin adalah restrukturisasi bertahap industri Ukraina, tetapi ini membutuhkan dukungan dari Amerika Serikat dan Rusia, yang tidak terpikirkan saat ini.
Sedangkan,Ukraina sedang meningkatkan armada transportasi AN-32 Angkatan Udara India (IAF) di bawah perjanjian 2009.
Dari lebih dari 100 pesawat, 40 telah ditingkatkan di Ukraina dan sisanya diduga dilakukan oleh Pangkalan IAF Pusat Perbaikan di Kanpur, dengan kit peningkatan yang disediakan oleh Ukraina.
Kiev sebelumnya memperkenalkan pesawat angkut AN-132 negara itu untuk menggantikan armada AN-32 IAF.
Ukraina juga memproduksi rudal udara-ke-udara R-27, yang digunakan oleh IAF dan dipasang pada pesawat tempur SU-30MKI.
Selain itu, Ukraina memasok mesin turbin gas untuk banyak kapal angkatan laut.