Intisari-Online.com - Amerika Serikat (AS) menuding Rusia sedang merancang plot mendapat serangan palsu dari Ukraina atau Barat yang nantinya digunakan dalih untuk melancarkan invasi dan memulai perang.
Di sisi lain, pembicaraan antara Barat dan Rusia mengenai Ukraina kerap berakhir buntu.
Presiden AS Joe Biden bahwa mengirim 2.000 tentaranya ke Eropa awal bulan ini, termasuk penempatan baru ke Rumania dan Polandia di sisi timur NATO.
AS sebelumnya telah memperingatkan bahwa Rusia sedang merencanakan "operasi bendera palsu" sebagai alasan untuk menyerang Ukraina.
Melansir Middleeastmonitor.com, Minggu (6/2/2022), segera setelah Moskow menerima tanggapan Amerika atas tuntutan keamanannya di Ukraina, Moskow menjawab secara tidak langsung.
Moskow mengumumkan integrasi militer yang lebih besar dengan 3 negara Amerika Selatan, Nikaragua, Venezuela, dan Kuba.
Tanggapan Washington, pada tanggal 26 Januari, terhadap tuntutan Rusia untuk menarik pasukan NATO dari Eropa Timur tidak bisa diandalkan.
Sementara itu di hari yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengumumkan bahwa negaranya bekerja sama dengan para pemimpin Kuba, Venezuela, dan Nikaragua di berbagai bidang termasuk militer.
Langkah itu dibaca oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov, berkaitan dengan konflik Rusia-NATO yang sedang panas-panasnya.
Jika AS terus memprovokasi, Rusia dan sekutunya di Amerika Selatan bisa bertindak tegas.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR