Intisari-Online.com - Korea Utara dikenal sebagai negara yang tertutup dan jauh dari media internasional.
Akan tetapi semua orang jelas tahu bahwa Korea Utara memiliki rudal nuklir yang mematikan.
Dan Korea Utara memang tidak pernah menyembunyikannya.
Pada hari Rabu lalu,media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa negara itu berhasil menguji coba rudal hipersonik.
Bahkan Korea Utara memamerka rudal nuklir itu untuk merayakan ulang tahun Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un ke-38 tahun.
Dalam pidato Tahun Barunya, Kim Jong-Un mengatakan bahwa Pyongyang akan terus memperkuat kemampuan pertahanannya.
Alasannya karena lingkungan militer yang semakin tidak stabil di Semenanjung Korea.
Tapiseorang ahli memperingatkan bahwa Korea Utaramemamerkan persenjataan dan rudal terbaru mereka bukan untukmenghormati ulang tahunpemimpin mereka.
Melainkan memang Korea Utara berniat menggunakannya.
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (9/1/2022),Gordon Chang, seorang ahli Korea Utara dan China, percaya bahwa bahkan jika rudal balistik itu sangat berbahaya.
Sebab parapejabat Korea Utara memilikirencana-rencana yang lebih besar.
“Kim Jong-Un tampaknya khawatirmengenai senjata nuklirnya," ungkap Gordon Chang.
"Ini karena sekarang banyak warga Korea Utara menghadapi kelaparan."
“Dalam sambutannya, Kim menekankan pembangunan ekonomi."
"Meskipun dia menyebutkan senjata Korea Utara,suaranya rendah."
“Kelaparan sekarang paling menonjol di benak orang."
"Kim menutup perbatasan daratnya dengan China dan Rusia pada Januari 2020 untuk melindungi Korea Utara dari virus corona, dan dia memberlakukan tindakan pengendalian penyakit yang kejam dengan perintah tembak-menembak."
Perbatasan yang ditutup telah memperburuk kekurangan pangan yang parah yang sudah meningkat karena sanksi PBB yang ketat.
“Warga Korea Utara telah diberitahu untuk tidak mengharapkan bantuan sampai tahun 2025, yang menurut beberapa penduduk merupakan hukuman mati yang efektif."
"Sebab orang-orang sudah mati kelaparan."
“Musim dingin ini, beberapa penduduk kota sangat putus asa sehingga mereka bahkan meninggalkan tempat tinggal untuk tinggal di pedesaan, di mana makanan umumnya lebih tersedia."
“Pejabat Pyongyang khawatir."
"Sebab pihak berwenang mengeluarkan peringatan bahwa situasinya bisa lebih buruk daripada “Arduous March", tragegi kelaparan di pada pertengahan 1990-an."
Selama kelaparan di pertengahan 1990-an, lebih dari 3,5 juta orang dikabarkan tewas, yang merupakan lebih dari 10% dari populasi.
Soal uji coba rudal balistik baru-baru ini, itu berarti masalah sedang terjadi.