"Saya mengisolasi mereka dan memberi tahu mereka bahwa menjadi wanita kurus itu jelek."
“Bagaimana gadis-gadis malang ini akan menemukan seorang suami jika mereka kurus dan memberontak?”
"Orang tua akan memberi saya bonus jika anaknya punya stretch mark."
Makan paksa di kamp Elchacen berlangsung selama tiga bulan, dan dia mengenakan biaya sekitar $155 per anak atau sekitar Rp 1,6 juta.
Selama waktu itu, gadis-gadis itu diberi makan setiap hari 40 gulungan yang terbuat dari couscous, kurma, dan kacang tanah.
Mereka juga harus minum 12 liter susu kambing dan bubur sehari.
Mereka juga memakan hormon dan steroid hewani, yang dibeli di pasar gelap.
Akibat dari penggunaan obat-obatan ini seringkali berakibat fatal.
“Sebelum mereka mengonsumsi susu unta, gadis-gadis itu dicekok paksa dengan bahan kimia yang digunakan untuk menggemukkan hewan.”
Seperti yang diharapkan, pemberian makan berlebihan yang ekstrim menyebabkan masalah kesehatan.
Gadis-gadis yang melalui Leblouh sering menderita tekanan darah tinggi, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, trauma, dan depresi.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR