Find Us On Social Media :

Mayat-Mayat Dibiarkan Membusuk di Tanah, Tradisi Pemakaman Trunyan Bali Ini Ternyata Milik Penduduk Asli Bali Sebelum Kedatangan Majapahit, Namun Begini Asal-Usul Tradisinya

By Afif Khoirul M, Kamis, 30 Desember 2021 | 16:10 WIB

Pemakaman di Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.

Intisari-online.com - Trunyan adalah sebuah desa di Pulau Bali, Indonesia yang memiliki praktik pemakaman yang unik.

Mayat di kampung ini tidak dimakamkan, atau dikremasi, melainkan diletakkan di tanah seperti biasa.

Penduduk desa Trunyan yang mempraktekkan adat pemakaman ini adalah masyarakat Bali Aga yang dianggap sebagai penduduk asli Bali.

Trunyan terletak di pantai timur Danau Batur, di Bangli, sebuah kabupaten di Bali tengah.

Baca Juga: Informasinya Begitu Sedikit Namun Perannya Tak Kalah Besar, Siapa Sangka Inilah Sosok-sosok Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Majapahit Taklukan Nusantara

Danau Batur adalah sebuah danau kawah yang terletak di seberang gunung berapi aktif, Gunung Batur.

Trunyan adalah salah satu desa milik orang Bali Aga, yang banyak ditemukan di Kabupaten Karangasem, di bagian timur pulau.

Bali Aga dianggap sebagai penduduk asli Bali, yang menetap di pulau itu sebelum munculnya Kerajaan Majapahit.

Sekitar abad ke-14 M, Kerajaan Majapahit berkembang ke Bali dan beberapa penduduknya bermigrasi ke pulau itu.

Baca Juga: Pantas Saja Majapahit Sangat Disegani di Bali, Bahkan Namanya pun Kondang di Pulau Dewata, Tak Disangka Inilah Sisa-sisa Jejak Gajah Mada saat Majapahit Kuasai Pulau Itu