Presiden AS Joe Biden juga tidak menutup kemungkinan menjatuhkan sanksi kepada Putin.
Selain itu, beberapa pejabat AS merinci sanksi lain, termasuk sanksi terhadap lembaga keuangan Rusia dan kontrol ekspor yang bertujuan untuk mencegah teknologi industri dan konsumen memasuki negara tersebut ke Rusia.
Sebagai tanggapan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ancaman sanksi akan mengarah pada serangan terhadap bisnis Rusia.
Dia mengatakan tindakan seperti itu akan kontraproduktif karena akan merugikan perusahaan Inggris.
Peskov menambahkan bahwa Moskow akan mengambil tindakan pembalasan jika perusahaan Rusia menjadi sasaran.
Sementara itu, Ukraina menyambut baik dialog keras Inggris tentang sanksi, dengan mengatakan itu adalah cara penting untuk mencegah keputusan tergesa-gesa oleh elit Rusia.
"Begitu pihak berwenang Rusia menyadari bahwa mereka berbicara tentang harta benda, real estat, dan uang mereka di luar negeri, titik panas di Kremlin akan mendingin," kata Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
Namun, daftar sanksi menunjukkan bahwa kekuatan militer terbesar Eropa, Inggris dan Prancis terus memiliki pandangan yang lebih lembut terhadap elit bisnis Rusia dibandingkan dengan AS.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan pada 30 Januari bahwa negara itu akan mengumumkan undang-undang sanksi baru untuk memperluas alat sanksi.
Ini akan memungkinkan Inggris untuk menargetkan perusahaan mana pun yang penting bagi Kremlin dan pemerintah Rusia.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan mengunjungi Ukraina minggu ini dan juga akan berbicara dengan Presiden Putin melalui telepon pada 31 Januari.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR