Intisari-Online.com - Dalam beberapa bulan terakhir, konflik Rusia dan Ukraina sudah membuat berbagai negara khawatir.
Ini karenakonflik Rusia dan Ukrainabisa menyebabkan perang dingin di Eropa.
Oleh karenanya, beberapa negara langsung mengirimkan bantuan ke Ukraina.
Seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, hingga negara-negara sekitar Ukraina.
Namun sikap Jerman malah menjadi perbincangan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (2/2/2022),Kanselir Olaf Scholz telah menghadapi kritik oleh pers Jerman atas pendekatannya ke Rusia.
Ini terkait the traffic light coalition ataukoalisi lampu lalu lintas antara Jerman dan Rusia.
Bahkan karena dia, Jerman dalam krisis Ukraina telahdiejek oleh politisi dan jurnalis di seluruh dunia.
Eric Gujer Pemimpin Redaksi surat kabar Jerman Neue Zürcher Zeitung, mengutuk koalisi lampu lalu lintas karena bermain-main dengan Vladimir Putin.
"Sekali lagi, Berlin berbicara dan tidak bertindak."
"Beginilah cara Kremlin paling menyukai Jerman," tulis Eric Gujer.
Ukraina memang telah meminta bantuan kepada banyak negara. Termasuk Jerman.
Pada 19 Januari 2022, Ukraina menulis surat kepada Kementerian Pertahanan Jerman meminta bantuan peralatan.
Seperti helm dan pelindung tubuh yang diperlukan untuk meningkatkan perlindungan negara jika invasi Rusia terjadi.
Tapi Jerman hanyamengirim 5.000 helm, bukan 100.000 yang dibutuhkan.
Christine Lambrecht, Menteri Pertahanan Jerman, mengatakan kepada Ukraina bahwa 5.000 helm mengirimkan sinyal yang sangat jelas bahwa kami berdiri di sisi Anda.
Walikota Kiev Vitali Klitschko menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan tersebut.
Dia menyebut pengiriman 5.000 helm sebagai "lelucon mutlak".
"Apa yang ingin dikirim Jerman selanjutnya sebagai dukungan? Bantal?", ucapKlitschko.
Sikap Jerman itu juga ditanggapiMarina Weisband, seorang penulis dan mantan politisi Jerman.
Dia menulis di akun Twitternya,“Rencananya jelas bagi 5.000 tentara Ukraina untuk berlari melintasi perbatasan dan menghadang pasukan Rusia yang dikerahkan di sana."
Ruprecht Polenz, seorang anggota terkemuka dari Partai Demokrat Kristen Angela Merkel, mentweet:
“Bisakah Anda menjadi lebih memalukan? Akankah 5.000 helm membuat invasi Rusia lebih kecil terjadi?”
Jerman telah dikritik karena menempatkan kepentingan ekonominya sendiri di atas membantu melindungi negara bekasUni Soviet dari tentara Rusia yang besar.
Sikap sulit yang ditunjukkan oleh para pemimpin Jerman telah dikaitkan dengan hubungan bisnis dan ekonomi yang dekat dengan Rusia.
Ini termasuk pipa gas milik Rusia - Nord Stream 2 - yang mengalir dari Rusia ke Jerman.
Kanselir Jerman Olaf Scholz menggambarkan pipa gas Nord Stream 2, yang meningkatkan ketergantungan negara itu pada Rusia, sebagai "masalah bisnis pribadi".