Intisari-online.com - Bentrokan antara Rusia dan Ukraina memang sudah memanas sejak beberapa bulan terakhir.
Namun, kondisinya belum menunjukkan tanda bahwa Rusia akan segera melakukan invasi.
Meski telah meletakkan banyak pasukannya di kawasan perbatasan Ukraina dan Rusia.
Sementara itu, Barat terus mengabarkan situasi yang kian memburuk antara Rusia dan Ukraina, yang justru dibantah oleh presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Ukraina adalah alat untuk menahan Rusia dan meyebutBarat sedang mencoba menyeret Moskow ke dalam perang.
Pada 1 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat sengaja menciptakan skenario untuk menyeret negara itu ke dalam perang.
Lalu, mengabaikan masalah keamanan Rusia atas Ukraina, kantor berita Reuters melaporkan.
"Sekarang jelas bahwa masalah keamanan Rusia telah diabaikan oleh (Barat)," kata Putin pada konferensi pers dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.
Selain itu, Putin menyusun skenario potensial bahwa jika Ukraina bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Kiev akan memiliki akses ke persenjataan canggih dan kemudian mencoba untuk memeriksa kembali kendali atas semenanjung Krimea, wilayah yang dikelola Rusia pada tahun 2014.
"Bayangkan Ukraina menjadi anggota NATO dan memulai operasi militer. Apakah kita harus berperang dengan NATO? Apakah ada yang memikirkan itu? Jelas tidak!" kata Putin.
Dia memperingatkan bahwa skenario ini akan memiliki konsekuensi serius bagi keamanan Eropa karena Rusia dan NATO bisa berperang.
Selain itu, Putin mengatakan bahwa perhatian utama Washington bukan di Ukraina, tetapi dalam menahan Rusia.
Dalam hal ini, katanya, "Ukraina hanyalah alat untuk mencapai tujuan" menahan Moskow oleh AS.
Presiden Rusia mengataka, "Membatasi Rusia dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, dengan menarik kita ke dalam semacam konflik bersenjata dan dengan bantuan sekutu Amerika Serikat dan Eropa, kemudian menghukum kita dengan tindakan berat yang dibicarakan Barat."
Baca Juga: Bukan Amerika Justru Inggris yang Ngotot Ingin Ikut Campur Konflik Ukraina Rusia, Apa Alasannya?
Menurut Reuters, Putin belum membuat banyak pernyataan publik tentang krisis Ukraina sejak 23 Desember.
Ini telah menimbulkan pertanyaan bagi publik tentang sikap pribadi Putin.
Berbicara pada konferensi pers, Perdana Menteri Hungaria Orban mengatakan bahwa masih ada ruang untuk negosiasi antara Rusia dan Barat.
"Hari ini saya percaya bahwa perbedaan yang ada dapat dipersempit dan para pihak dapat menandatangani kesepakatan yang akan menjamin perdamaian dan keamanan Rusia dan dapat diterima oleh negara-negara anggota NATO," kata Orban.