Penulis
Intisari-Online.com - Dari hari ke hari, invasi Rusia ke Ukraina semakin mengkhawatirkan.
Bagaimana tidak. Jalur diplomatik sudah buntu.
Kemungkinaninvasi Rusia ke Ukraina hanya bisa terjadi dengan militer.
Apalagi Rusia tidak menarik mundur lebih dari 100.000 tentaranya di perbatasan Ukraina.
Membalas sikap Rusia, Amerika Serikat (AS) mempersiapkan 8.500 tentara dan 90 ton amunisi untuk membantu Ukraina.
Inggris dan sejumlah besar negara NATO juga sudah mengirimkan bantuan militer.
Namun menurutmantan kepala MI6, agen mata-mata Inggris,invasiRusia ke Ukraina dapat dicegah.
Bahkan tanpa militer.
Bagaimana caranya?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (2/2/2022), mantan kepala MI6Sir John Sawersmengklaim bahwa serangan Rusia ke Ukraina dapat dicegah melalui sanksi ekonomi yang lebih keras.
Dia membandingkan kemungkinan invasi Rusia ke Ukraina dengan pasukan AS yang memasuki Irak pada tahun 2003.
Dia mengatakan Kremlin tahu mereka tidak dapat menduduki dan menahan Ukraina.
Lanjutnya, akan ada prospek perjuangan militer yang panjang melawan pejuang pemberontak juga bisa membuatPresiden Rusia Vladimir Putin untukmenunda memerintahkan serangan.
Ingat, pasukan koalisi pimpinan AS berhasil merebut ibu kota Irak, Baghdad, kurang dari tiga minggu setelah invasi dimulai pada Maret 2003.
Tetapi hampir 5.000 tentara koalisi tewas selama konflik delapan tahun itu.
"Kami tahu dari pengamatan pasukan AS di Irak pada tahun 2003 bahwa tentara yang besar dan canggih dapat berbaris ke ibu kota dan menggulingkan pemerintah," ungkapSir John.
"Hal yang sangat sulit adalah mempertahankan wilayah itu."
"Apalagi Ukraina seukuran Jerman dan Prancis jika disatukan. Dapatkah mereka menguasai negara itu?"
"Saya pikir kerugian jangka panjang yang sebenarnya bagi Rusia adalah jika pasukan Ukraina memerangi pemberontakan jangka panjang."
Oleh karenanya, alih-alih dengan militer, Inggris ingin menekan Rusia secara ekonomi.
"Kami inginmemperjelas baik dari sisi militer dan sisi ekonomi bahwa mereka akan membayar harga, untuk mencoba menghalangi mereka dari opsi invasi besar."
Menteri Pertahanan Ben Wallace sedang mempersiapkan pembicaraan dengan rekannya di Moskow minggu ini.
"Kami tidak menginginkan perang dan kami tidak membutuhkannya," tegasNikolai Patrushev, kepala dewan keamanan Rusia.