Intisari-Online.com - Amenhotep I merupakanFiraun kedua Dinasti ke-18 Mesir di Mesir.
Mumi Amenhotep I pertama kali ditemukan di sebuah situs di Deir el-Bahari pada tahun 1881.
Mumi Amenhotep dihiasi dengan bunga dan maskerwajah dari kayu.Namun, bagian di bawahnya sangatlah rapuh.
Sehingga para arkeolog tidak pernah mau mengambil risiko membuka bungkus mumi secara fisik.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Rabu (2/2/2022), Amenhotep I adalah satu-satunya mumi kerajaan Mesir yang ditemukan pada abad ke-19 dan ke-20 yang belum dibuka secara fisik untuk dipelajari.
Sekarang, 3.500 tahun setelah kematian Amenhotep, tim peneliti dapat menggunakan CT scan untuk membuka bungkus tubuhnya secara digital untuk pertama kalinya dan mempelajari isi yang tersembunyi di bawahnya.
“Dengan membuka bungkusan secara digital, kita dapat mempelajari firaun yang terawetkan dengan baik ini dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Dr. Sahar Saleem.
Doctor Saleem adalah profesor radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo dan ahli radiologi Proyek Mumi Mesir.
Pemindaian ini mengungkapkan bahwa Amenhotep I memiliki kemiripan yang luar biasa dengan ayahnya, Ahmose I.
Amenhotep I berbagi dagu sempit Ahmose, hidung sempit kecil, rambut keriting, dan gigi atas yang agak menonjol.
Ahmose I adalah firaun pertama dari Dinasti ke-18 Mesir, sedangkan Amenhotep I memerintah setelah kematian ayahnya dari tahun 1525 SM hingga 1504 SM.
Para peneliti juga menemukan bahwa Amenhotep I berusia sekitar 35 tahun ketika dia meninggal dan tingginya setinggi 169 cm.
Saleem juga mengungkapkan bahwa menurut pemindaian, Amenhotep I dalam keadaan sehat pada saat kematiannya dan tidak menunjukkan tanda-tanda luka atau kerusakan akibat penyakit.
Ini menunjukkan bahwa Amenhotep I meninggal karena infeksi atau sakit.
CT scan Amenhotep I juga membantah teori-teori yang selama ini dipegang oleh para peneliti.
Selama Dinasti ke-21, makam asli Amenhotep pernah dirampok.
Para peneliti menemukan melalui CT scan ini bahwa para perampok telah merusak tubuh Amenhotep.
Saleem menulis bahwa "gambar CT menunjukkan tingkat kerusakan mumi Amenhotep I yang melibatkan patah tulang leher dan pemenggalan kepala, cacat besar di dinding perut anterior, dan disartikulasi ekstremitas, termasuk tangan dan kaki kanan."
Namun, para peneliti juga menyimpulkan bahwa mumi Amenhotep “diperbaiki dengan penuh kasih” oleh para pendeta yang memerintah selama Dinasti ke-21.
Parapendeta ini memperbaiki kepala dan leher yang terlepas kembali ke tubuh dengan pita linen yang diberi resin, menutupi luka pada dinding perut dengan pita linen, dan membungkus lengannya yang terlepas ke tubuh.
Para pendeta jugalah yang mengubur kembali mumi di Deir el-Bahari Royal Cache untuk menjaganya tetap aman.