Dia mendapatkan reputasi untuk membela masyarakat termiskin dan mendapat julukan "yang tidak fana" karena kepatuhannya pada nilai-nilai moral yang ketat.
Pada usia 30, Robespierre terpilih menjadi Estates General legislatif Prancis.
Dia pun menjadi semakin populer di kalangan orang-orang karena serangannya terhadap monarki Prancis dan pembelaannya untuk reformasi demokrasi, dia juga menentang hukuman mati dan perbudakan.
Beberapa rekannya melihat penolakannya untuk berkompromi dan pendiriannya yang kaku terhadap semua otoritas sebagai hal yang ekstrem dan tidak praktis.
Setelah beberapa waktu ia meninggalkan legislatif untuk mendorong agendanya di luar pemerintahan.
Pada April 1789, Robespierre terpilih sebagai presiden faksi politik kuat Jacobin, melansir biography.
Setahun kemudian, ia berpartisipasi dalam penulisan Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara, dasar dari konstitusi Prancis.
Ketika rakyat Paris bangkit melawan Raja Louis XVI pada Agustus 1792, Robespierre terpilih untuk memimpin delegasi Paris ke Konvensi Nasional yang baru.
Pada bulan Desember tahun itu, dia berhasil memperdebatkan eksekusi raja dan terus mendorong orang banyak untuk bangkit melawan aristokrasi.
Pada 27 Juli 1793, Robespierre terpilih menjadi anggota Komite Keamanan Publik, yang dibentuk untuk mengawasi pemerintah dengan kendali diktator virtual.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR