Bawa-Bawa Nama Prancis, Korea Utara Mendadak Komentari Rencana AS Menciptakan Kapal Selam Nuklir Untuk Australia, Korut Akan Lakukan Tindakan Nekat Ini Jika Hal Itu Terjadi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

(ilustrasi) Kapal selam bertenagan nuklir.
(ilustrasi) Kapal selam bertenagan nuklir.

Intisari-online.com - Belakangan ini liansi AUKUS yang dibentuk oleh Amerika-Inggris-Australia menarik perhatian banyak pihak.

Kesepakatan multilateral itu dikecam oleh beberapa pihak, termasuk paling kerasa adalah Prancis dan China.

Bagi Prancis tindakan tersebut membuatnya kehilangan kontrak dengan Australia.

Sementara bagi China, nyaris sama dengan Prancis, namun di sini, China lebih melihatnya sebagai ancaman di kawasan Indo-Pasifik.

Baca Juga: Berambisi Jadi Militer Terkuat Dunia, China Hadapi Masalah Besar Semakin Susah Rekrut Orang yang Mau Jadi Tentara, Akhirnya Cara Ini yang Ditempuh Tiongkok

Tak hanya itu beberapa negara pun ikut ketar-ketir, termasuk Indonesia, dan beberapa negara di kawasan ASEAN.

Kini komentar pedas juga datang dari Korea Utara yang mengutuk terbentuknya aliansi AUKUS yang disebut mengancam kedamaian dunia.

Menukil Russia Toda (RT), pada Senin (20/9/21),Kesepakatan kapal selam nuklir antara AS, Inggris dan Australia tidak hanya membuat marah Prancis, tetapi juga menarik perhatian Korea Utara.

Kantor berita RT pada 20 September melaporkan bahwa Korea Utara menuduh dan mengutuk Amerika Serikat.

Baca Juga: Pantas Australia Langsung Batalkan Perjanjian dengan Prancis Setelah Bentuk Aukus, Rupanya Tindakan yang Dilakukan Prancis Bertahun-tahun Silam Ini Bikin Negara Mana pun Ogah Bekerjasama

Karena tindakannya bisa merusak stabilitas regional serta mengganggu keseimbangan kekuatan global.

Pyongyang bahkan berjanji akan membalas jika kesepakatan kapal selam nuklir antara AS, Inggris, dan Australia mengancam keamanan Korea Utara.

"Ini adalah langkah kontroversial dan berbahaya, itu merusak keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik, dan dapat memicu perlombaan senjata nuklir," kata kementerian luar negeri Korea Utara.

Hal itu iutarakan saat berbicara tentang perjanjian kapal selam nuklir antara AS dan Australia.

Kementerian luar negeri Korea Utara juga mengatakan bahwa pemerintah AS membuat sekutunya waspada tentang "ditikam dari belakang".

Dalam kasus ini, dia menyebut sekutu tersebut merujuk pada Prancis.

Perjanjian kapal selam di atas termasuk dalam perjanjian kemitraan keamanan trilateral AS-Inggris-Australia (AUKUS) di Indo-Pasifik, yang diumumkan pada 15 September.

Baca Juga: Rencananya Bangun Kapal Selam Nuklir Bikin Gempar Seantero ASEAN, Nyatanya Australia Sudah Punya Senjata Rahasia yang Bisa Bikin Jakarta Rata Tanpa Perlu Repot Pikirkan Balasan

Menurut AUKUS, AS dan Inggris akan memberi Australia teknologi dan kapasitas untuk mengerahkan kapal selam nuklir.

AUKUS menyebabkan pemutusan kontrak sepihak Australia untuk membangun 12 kapal selam senilai sekitar 40 miliarDollar AS dengan Prancis.

Ini mendorong Paris untuk mengatakan bahwa dia "ditikam dari belakang".

Prancis dengan keras mengkritik aliansi keamanan trilateral baru AUKUS, dan memanggil duta besarnya untuk AS dan Australia untuk konsultasi.

Kesepakatan AUKUS juga memicu reaksi dari China, dengan sebagian besar pengamat mengatakan itu bertujuan untuk melawan Beijing.

Artikel Terkait