Namun, situasi kembali memanas setelah Presiden Soekarno menganggap bahwa janjinya sulit direalisasikan dan menuduh gerakan mahasiswa dimanipulasi dan ditunggangi oleh kekuatan neokolonialisme dan imperialisme.
Maka, mahasiswa pun kembali melakukan aksi menuntut Tritura dipenuhi.
Salah satunya dengan melakukan aksi sabotase pelantikan Kabinet Baru yang memaksa para calon menteri harus mencapai istana dengan menggunakan helikopter.
Nyaris setiap hari aksi demonstrasi dilakukan, hingga puncaknya terjadi pada 11 Maret 1966.
Ketika itu, mahasiswa kembali menggelar demonstrasi secara besar-besaran di depan Istana Negara.
Pada akhirnya, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret yang memberikan tugas kepada Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban.
Surat perintah yang kemudian dikenal sebagai Supersemar itu menjadi awal bagi Soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan untuk menjamin keamanan, ketenangan dan stabilitas politik.
Surat Perintah 11 Maret 1966 pun kemudian dianggap sebagai awal muncul dan berkembangnya kekuasaan Orde Baru.
Pengaruh Soekarno sebagai presiden semakin melemah, sebaliknya, Soeharto justru kian kuat bak pahlawan penyelamat bangsa.
Orde Lama benar-benar tumbang dan digantikan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR