Intisari-online.com - Sudah banyak penelitian yang kagum dengan bagaimana orang-orang Jepang bisa memiliki umur panjang.
Bahkan Jepang disebut sebagai negara dengan rata-rata usia terpanjang di dunia saat ini.
Jepang selalu berada di urutan teratas negara dengan umur terpanjang di dunia selama bertahun-tahun berturut-turut.
Pada November 2020, tingkat kelangsungan hidup dari kanker yang diumumkan oleh Pusat Penelitian Kanker Nasional Jepang termasuk kanker prostat, tiroid, nasofaring, kolorektal, serviks, dan lambung, kanker perut, ginjal, payudar, mencapai 80-90%.
Banyak orang tidak bisa tidak bertanya-tanya, mengapa tingkat ini begitu tinggi?
Bagaimana orang Jepang mengurangi dampak kanker dan meningkatkan tingkat kelangsungan hidupdari penyakit itu?
Saat ditelusuri penyebabnya, ternyata ada beberapa masakan yang jarang disentuh orang Jepang.
Meski makanan ini disukai banyak orang, rasanya enak dan nyaman.
1. Orang Jepang jarang membeli makanan, kebanyakan akan makan siang buatan sendiri
Tidak sulit untuk melihat bahwa orang yang sudah menikah sering meminta istri mereka menyiapkan kotak makan siang yang layak dan bergizi.
Jika mereka makan di luar, mereka sering memilih makanan di warung makan.
Semua hidangan ini adalah kandungan kalori yang dihitung dengan cermat.
Orang Jepang cenderung membatasi jenis makanan yang dijual untuk dibawa pulang, terutama yang dalam wadah plastik sekali pakai seperti di negara kita.
Secara khusus, orang Jepang fokus pada cita rasa masakan yang terbuat dari bahan-bahan alami.
Mereka suka makan ringan, bumbu utamanya kaldu dashi yang terbuat dari ikan dan sayuran, rasanya manis alami, baik untuk kesehatan.
Mereka menyiapkan makanan dengan cara yang tidak kehilangan nutrisi makanan, menjaga rasa.
Sementara itu, hidangan takeaway seperti di negara kita seringkali memiliki kandungan natrium yang melebihi standar.
Sehingga meningkatkan kemungkinan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.
Terutama ketika tekanan darah tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit.
2. Orang Jepang jarang makan makanan yang digoreng dan dipanggang
Tak bisa dipungkiri, gorengan, bakaran memang enak dan menarik.
Namun, di bawah kondisi memasak suhu tinggi, makanan akan mengalami perubahan zat, yang dapat dengan mudah menghasilkan zat karsinogenik.
Ketika makanan dipanggang pada suhu tinggi, mudah untuk membuat asap langsung di atas api arang.
Inilah yang memunculkan amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik.
Zat-zat ini semuanya mampu menyebabkan mutasi genetik dan meningkatkan risiko berbagai kanker.
Saat makanan yang dipanggang hangus, ia menghasilkan akrilamida, yang menempel pada makanan gosong yang kecokelatan.
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) telah mengklasifikasikan akrilamida sebagai karsinogenik bagi manusia.
Zat ini bila masuk ke dalam tubuh manusia akan merusak jaringan sehat, mudah membentuk sel kanker.
3. Orang Jepang jarang makan acar
Makanan acar seperti kimchi, asinan kubis, wortel, mentimun, kubis, adalah makanan yang disukai oleh orang Cina dan orang-orang di negara Asia.
Acar atau makanan olahan seringkali menggunakan banyak garam untuk mengasinkannya.
Komposisi garam mengandung pengotor seperti nitrit, nitrat, yang dapat menghasilkan zat berbahaya seperti amino nitrat jika direndam terlalu lama.
Selain itu, jika makanan diasinkan dalam kondisi yang tidak sehat, mudah terkontaminasi.
Semakin lama makanan direndam, semakin tinggi kandungan nitratnya.
Saat mengkonsumsi makanan tersebut, akan bergabung dengan asam amino dalam tubuh, sehingga mudah menyebabkan kanker kerongkongan, nasofaring, lambung.
Sementara itu, orang Jepang sering memilih makan ikan mentah, jarang makan makanan yang diasinkan, tetapi sering memilih yogurt fermentasi, natto, dan sayuran rebus.