Intisari-Online.com - Gempa bumi 6,6 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Pandeglang, Banten langsung membuat heboh satu Indonesia.
Apalagi gempa bumi yang terjadi pada Jumat (14/1/2022) sekitar pukul 16.05 WIB itu terasa dari Jakarta hingga Lampung.
Yang membuat khawatir adalah fakta dari gempa itu adalah gempa terjadi di bawah laut dalam kedalaman hiposenter 40 km.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault) yang mengakibatkan adanya proser tekanan yang kuat.
Akibatnya 113 kelurahan dari 17 kecamatan di Pandeglang terdampak dan menyebabkan lebih dari 700 rumah dan lebih dari 30 fasilitas umum rusak.
Meski begitu, gempa bumi Pandeglang ini tidak berpotensi tsunami.
Alasannya karena magnitudonya masih di bawah ambang batas rata-rata gempa pembangkit tsunami.
Seperti Anda tahu, batas rata-rata gempa pembangkit tsunami adalah 7,0 M ditambah dengan kedalaman hiposenternya di 40 km.
Sebagai perbandingan, inilah sejarah gempa bumi dan tsunami di Selat Sunda berdasarkan data dari BMKG
Data tersebut diungkapkan oleh Daryono, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam unggah di akun media sosial Instagram.