Penulis
Intisari-Online.com - Wilayah Indonesia kembali dilanda gempa.
Kali ini terjadi diKabupaten Malang, Jawa Timur, dan sekitarnya.
Kemarin, Sabtu (10/4/2021), terjadi gempa berkekuatan 6,7magnitudo sekitar pukul 14.00 WIB.
Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),pusat gempa berada di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang.
Namun gempa ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Hanya saja, gempa ini dirasakan warga yang tinggal diBlitar, Kediri, Trenggalek, Jombang, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar, Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Turen, dan Banjarnegara.
Pukul 21.000 WIB,Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur melaporkan ada delapan korban meninggal dunia akibat gempa yang berpusat di perairan Malang Selatan.
Sementara korban luka tercatat 25 orang. satu di antaranya luka berat dari Kabupaten Lumajang.
Belum sempat warga bernapas, gempa kembali terjadidi laut selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (11/4/2021) sekitar pukul 06.54 WIB.
Kali ini kekuatan gempa mencapai 5,5 magnitudo.
Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Karangkates, Kabupaten Malang Ma’muri, episentrum gempa berdekatan dengan gempa sebelumnya.
Dia mengatakan sejauh ini sudah terjadi sembilan kali gempa susulan yang terjadi di laut selatan Kabupaten Malang.
"Rata-rata, gempa susulan bermagnitudo 3. Hanya barusan yang bermagnitudo cukup besar yakni magnitudo 5,5," jelasnya.
Gempa susulan yang terus terjadi membuat banyak warga khawatir. Lalu mengapa Indonesia sering terjadi gempa bumi?
Dilansir dariNews.sky.com, negara-negara di Asia Tenggara memang sangat rawan sering mengalami gempa bumi.
Salah satunya karena adanya pergeseran lempeng kerak bumi.
Lempeng kerak bumi dibahas dalam bidang geologi yang disebut teori tektonika lempeng (plate tectonics).
Lempeng tektonik sendiri terbadi menjadi dua kelompok. Pertama lempeng mayor atau besar dan kedua lempeng minor atau kecil.
Lempeng utama terdiri dari 7 yaitu:
1. Lempeng Pasific (Pasific Plate).
2. Lempeng Eurasia (Eurasian Plate).
3. Lempeng Australia (Australia Plate).
4. Lempeng Afrika (African Plate).
5. Lempeng Amerika Utara (North American Plate).
6. Lempeng Amerika Selatan (South American Plate).
7. Lempeng Antartika (Antartica Plate).
Sementara lempeng kecil terdiri dari Lempeng Nasca (Nasca Plate), Lempeng Arab (Arabian Plate), Lempeng Karibia (Caribian Plate), Lempeng Philippines (Phillippines Plate), Lempeng Scotia (Scotia Plate), dan Lempeng Cocos (Cocos Plate).
Dari sekian banyak lempengan tektonik tersebut, lempeng yang paling aktif adalah Lempeng Pasifik.
Daerah ini dijuluki “The Ring of Fire”.
Oleh karena itu, daerah ini banyak terdapat gunung berapi dan sering terjadi gempa bumi sampai tsunami.
The Ring of Fireini memiliki panjang lebih dari 25.000 mil (40.000 kilometer) dan melewati Chili bagian Barat, Jepang, dan seluruh Asia Tenggara. Termasuk Indonesia.
Delapan puluh persen gempa bumi terjadi di daerahThe Ring of Fire.
Sementara 17 persen gempa bumi terjadi di seluruh dunia dan 5 persen gempa terjadi di daerah Alpen-Himalaya.
Posisi Indonesia berdekatan dengan ketiga bagian tersebut.
Lokasi Indonesia sendiri berada di titik pertemuan tiga lempeng benua utama. Yakni lempeng Pasifik, lempeng Eurasia dan Indo-Australia, dan lempeng Filipina yang jauh lebih kecil.
Inilah tempat terjadinya 90% dari gempa yang terjadi di seluruh Bumi.
Tak heran, ini juga yang membuat Indonesia begitu rentan terhadap gempa bumi.
Sebab, piringan lempengan Bumi itu bergesekan satu sama lain sepanjang waktu. Bahkan kadang-kadang mereka bertabrakan dan membuat tekanan yang menciptakan gempa bumi.
Itu adalah efek pelepasan tekanan yang tiba-tiba terjadi dengan keras.
Dengan banyak pulau-pulau ditempa oleh kekuatan tektonik beserta vulkanik yang mendorong tanah, maka akan sering mengakibatkan letusan gunung atau magma.
Apalagi banyak kawasan Indonesia yang memiliki gunung berapi.
(kompas.com/Achmad Faizal/Teuku Muhammad Valdy Arief/Andi Hartik/Skivo Marcelino Mandey)