Dalam pelariannya, ia memilih untuk memperdalam kekuatan batin dan ilmu agamanya dengan para pertapa.
Kemudian pada 1019, Airlangga mendirikan kerajaan baru yang dikenal sebagai Kerajaan Kahuripan.
Sejak naik takhta, Raja Airlangga pun memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan kembali wilayah-wilayah yang pernah melepaskan diri dari Kerajaan Medang.
Selain itu, Raja Airlangga juga menyerang Raja Wurawari dan semua musuh yang memiliki andil dalam runtuhnya Kerajaan Medang.
Kerajaan Kahuripan menjadi penguasa Jawa pada abad ke-11, dengan Raja Airlangga sebagai satu-satunya raja yang pernah memerintah kerajaan ini.
Pasalnya, Kerajaan Kahuripan kemudian dibagi menjadi dua untuk putra Raja Airlangga, yang bernama Mapanji Garasakan dan Sri Samarawijaya.
Itu dilakukan Raja Airlangga untuk menyelesaikan konflik perebutan tahta di antara keduanya.
Dua kerajaan pecahan Kahuripan kemudian dikenal sebagai Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya terletak di Kahuripan dan Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha.
Peristiwa pembagian kekuasaan ini menandai akhir dari pemerintahan Kerajaan Kahuripan.
Setelah turun takhta, Airlangga memilih untuk menjadi pertapa hingga akhir hayatnya pada 1049.
Dengan begitu, Airlangga menjadi pendiri sekaligus satu-satunya raja Kerajaan Kahuripan.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR