Advertorial
Intisari-Online.com - Inilah Kerajaan Jenggala, salah satu kerajaan Nusantara yang berdiri pada 1042 hingga tahun 1130-an.
Usia kerajaan ini singkat, hanya sekitar 90 tahun, berbeda dengan 'saudaranya', kerajaan Kediri, yang bertahan hampir 2 abad lamanya.
Usia singkat Kerajaan Jenggala juga tak lepas dari ulah kerajaan Kediri.
Pada tahun 1130-an, kerajaan ini harus menerima kekalahan dari Kerajaan Kediri.
Berdasarkan Prasasti Ngantang, Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kerajaan Kediri ketika berada di bawah kekuasaan Raja Jayabaya.
Sejak saat itu, Kerajaan Jenggala menjadi bawahan Kediri atau Panjalu.
Awal Mula Berdirinya Kerajaan Jenggala
Kerajaan Jenggala merupakan pecahan Kerajaan Kahuripan, lanjutan kerajaan Medang Kamulan yang diperintah oleh Raja Airlangga antara 1009-1042 M.
Raja Airlangga menjadi pendiri sekaligus raja satu-satunya yang pernah memerintah Kerajaan Kahuripan.
Ia mengorbankan kerajaan yang didirikannya untuk dipecah menjadi dua demi menyelesaikan perselisihan dua putranya yang memperebutkan tahta.
Itu bermula dari keputusan pewaris tahta kerajaan yang sebenarnya, yaitu putri Raja Airlangga bernama Sanggramawijaya Tunggadewi.
Bukannya naik tahta, ia justru memilih untuk menjadi pertapa. Sehingga, timbulah masalah suksesi Kerajaan kahuripan.
Terjadi perebutan takhta di antara dua putra Raja Airlangga, Mapanji Garasakan dan Sri Samarawijaya.
Maka pada 1045, Raja Airlangga memutuskan membagi kerajaan untuk kedua putranya itu.
Salah satunya adalah Kerajaan Jenggala yang ibu kotanya terletak di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan.
Lainnya adalah Kerajaan Panjalu atau Kediri yang berpusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.
Baca Juga: Tanpa Minum Obat, Inilah Pijatan Untuk Batuk Pilek, Mudah Banget!
Peristiwa pembagian kekuasaan itu menandai akhir dari pemerintahan Kerajaan Kahuripan.
Sementara Raja Airlangga memilih untuk menjadi pertapa hingga akhir hayatnya pada 1049.
Itulah awal mula berdirinya Kerajaan Jenggala.
Kerajaan Jenggala dikenal sebagai kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang pernah berdiri di Jawa Timur.
Ibukotanya adalah Kahuripan, yang terletak di lembah Gunung Penanggungan, sekitar Sidoarjo, Pasuruan, dan Mojokerto, Jawa Timur.
Pada awal berdirinya, Kerajaan Jenggala mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan dengan Kerajaan Panjalu.
Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari peran Mapanji Garasakan, yang pandai mengatur pemerintahan dan aktif melakukan diplomasi ke berbagai wilayah.
Perkembangan Kerajaan Jenggala dapat dilihat dari berbagai bidang, seperti pemerintahan, ekonomi, dan budaya. Dalam bidang ekonomi, kerajaan ini pernah menguasai jalur-jalur perdagangan sungai.
Tetap Terlibat Perselisihan dengan Kediri, Pengorbanan Raja Airlangga Sia-sia?
Meski kekuasaan telah dibagi, rupanya Jenggala dan Kediri tetap terlibat perang saudara terus menerus.
Mereka sama-sama ingin menguasai seluruh wilayah.
Hingga akhirnya pada tahun 1130-an, Jenggala harus menyerah dan mengakui keunggulan Kediri.
Selama kurang lebih 90 tahun berdiri, terdapat tiga raja yang tercatat pernah berkuasa di Kerajaan Jenggala.
Berikut nama raja-raja Kerajaan Jenggala:
Mapanji Garasakan (1042 M)
Alanjung Ahyes (1052 M)
Samarotsaha (1059 M)
Sementara itu, Kerajaan Kediri bertahan hampir 2 abad, antara tahun 1045 hingga 1222.
Selama hampir dua abad berkuasa, kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1159 M).
Di bawah kekuasaan Raja Jayabaya, bidang sastra berkembang pesat, sedangkan wilayah kekuasaannya meliputi beberapa pulau di nusantara, bahkan sampai mengalahkan pengaruh Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Kediri sendiri runtuh pada 1222 M karena serangan Ken Arok.
(*)