Selain itu mereka juga memiliki etika lain seperti tidak boleh mencuri, tidak boleh menyapa dengan panggilan yang kurang pantas.
Jika ada pelanggaran adat dalam komunikasi sehari-hari, maka akan diberikan sanksi yang disebut dengan Pina.
Pada masa lalu, pelanggaran adat dilakukan dengan memotong kepala atau mengayau seperti masyarakat Dayak di Kalimantan, namun sejak tahun 1970-an mereka tidak melakukannya lagi setelah dilakukan sosialisasi secara terus-menerus oleh pemerintah daerah setempat.
Semua upacara adat di masa lalu yang mengharuskan memotong kepala, sudah diganti dengan hewan kuskus.
Meskipun modernisasi menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan adat mereka, tetapi suku Noaulu tidak lantas meninggalkan ritual-ritual yang sakral.
Kalau tadi ritual Pataheri adalah ritual menuju dewasa bagi kaum pria, maka ritual Pinamou adalah diperuntukkan kaum perempuan menuju kedewasaan yang dilakukan ketik amereka mendapatkan menstruasi pertama.
Ritual ini adalah mengasingkan mereka dari keluarga dan masyarakat, karena darah menstruasi dianggap tidak baik bagi lingkungan adat, sehingga mereka harus diasingkan ke posune selama sebelas hari.
Posune merupakan sebuah rumah kecil yang terbuat dari daun rumbia berukuran 2x2 meter dengan tinggi 1,5 meter, terletak di bagian belakang rumah atau di pinggiran kampung, dan selama di tempat itu, sang gadis hanya dilayani oleh ibu dan saudara perempuannya.
Gadis Noaulu yang sedang menjalani ritual Pinamou di posune hanya dibekali dengan bambu untuk tempat tidur, kain sarung, piring yang dibuat dari daun sagu, dan batu tungku untuk memasak.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR