Intisari-Online.com – Apa yang seorang wanita lakukan ketika akan pergi ke sebuah undangan atau pesta?
Tak bisa dipungkiri, seorang wanita pasti akan mempersiapkannya dengan baik, mulai gaun yang akan dipakai, hingga sepatu dan tas sebagai pelengkapnya.
Yang paling lama sebagai persiapan terakhir, dan ini mungkin yang membuat sang suami sebal menunggu, adalah menggunakan riasan atau make-up.
Penggunaan riasan dan kosmetik , Anda pikir ini hanyalah tren modern, nyatanya ini bisa ditelusuri kembali ke zaman Mesir Kuno.
Bangsawan Mesir, aristokrasi, bahkan kelas menengah, menganggap kecantikan sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Maka, orang Mesir Kuno tidak hanya menggunakan riasan sebagai bagian dari mempercantik penampilan fisik mereka saja, tetapi kosmetik dan wangi-wangian digunakan dalam ritual dan memiliki makna simbolis.
Ilmu di balik kosmetik dan parfum sangat maju bagi orang Mesir, sehingga kata Kimia’ (berasal ‘alkimia’) berakar pada Kemet, nama kuno Mesir dalam bahasa Mesir.
Orang Mesir Kuno menganggap kecantikan sebagai tanda kesucian dan juga merias wajah Dewa Mesir, juga estetika pribadi di pemakaman.
Penggalian para arkeolog saat menemukan situs pemakaman pun menemukan barang sehari-hari seperti sisir, salep beraroma, kosmetik di kuburan pria dan wanita.
Ritual kecantikan paling umum dilakukna di toilet wanita Mesir yang kaya.
Perawatan kulit yang tepat dilakukan sebelum merias wajah.
Pengelupasan kulit dilakukan dengan garam laut mati, mandi susu, dan mengoleskan masker wajah susu dan madu adalah perawatan rutin yang dilakukan oleh para wanita kerajaan.
Kosmetik tersebut antara lain cat mata, cat wajah, dan salep.
Dua cat mata paling umum digunakan adalah perunggu (bijih tembaga hijau) dan galena (bijih timah hitam).
Sementara wanita duduk di toiletnya di depan ‘cermin’ perunggu yang dipoles, pelayan itu menyapu pigmen hijau yang kaya menggunakan tongkat gading yang panjang.
Kohl Mesir digunakan oleh pria, wanita, dan semua kelas sosial.
Kohl berisi jelaga hitam asap yang dibuat dengan membakar jenis kemenyan murah atau kulit almond.
Aplikasi kohl pada mata melindungi orang-orang dari panas terik gurun dan debu.
Ahli Mesir Kuno Helen Strudwick, menulis, “Di Mesir Kuno, fokusnya adalah pada mata, yang digariskan dengan cat mata hijau atau hitam untuk menekankan ukuran dan bentuknya.
Pigmen dasar perunggu hijau, dicampur dengan air untuk membentuk pasta, digunakan sampai pertengahan Kerajaan Lama tetapi kemudian digantikan oleh kohl hitam, yang dihasilkan dari mineral galena, yang berasal dari daerah pegunungan Sinai.
Secara signifikan, kohl memiliki nilai terapeutik dalam melindungi mata infeksi yang disebabkan oleh sinar matahari, debu, atau lalat.
Pigmen warna merah yang ditemukan di kuburan menandakan penggunaan palet warna yang diterapkan pada pipi dan bibir.
Pigmen mungkin merupakan oksidasi merah alami dari besi yang disebut ‘oker’ dicampur dengan lemak hewani atau minyak nabati.
Pigmen warna merah ini diaplikasikan pada bibir sebagai lipstik dan diyakini Cleopatra digunakan untuk menghancurkan kumbang untuk mendapatkan warna merah yang sempurna.
Terkadang, pigmen yang dicampur dengan pewarna akan menyebabkan ramuan beracun dan akhirnya penyakit atau kematian.
Parfum paling populer yang dikenal di Mesir Kuno adalah ‘kyphi’.
Parfum ini terdiri dari kemenyan, mur, damar wangi, damar pinus, kayu manis, kapulaga, kunyit, juniper, dan mint, melansir medium.
Diyakini bahwa orang Mesir menyukai parfum yang manis dan pedas dengan aroma yang tahan lama di iklim yang kering dan panas.
Sebagian besar bahan untuk persiapan kyphi sebagian besar berasal dari tanah Punt.
Kyphi mahal dan terutama digunakan sebagai dupa yang dibakar di kuil atau untuk tujuan medis.
Lukisan dan prasasti menggambarkan pria dan wanita Mesir Kuno mengenakan kerucut parfum di kepala mereka selama festival.
Kerucut ini mungkin berisi dupa untuk menyebarkan aroma di tubuh mereka dengan menggunakan panas tubuh.
Sayangnya, belum ada bukti arkeologis untuk itu.
Sementara, palet kosmetik digunakan untuk menghaluskan riasan.
Guci kalsit digunakan untuk menyimpan riasan, salep, dan parfum.
Bahan seperti kaca, emas, atau batu semi mulia digunakan untuk menyimpan cat mata dan minyak.
Estetika fisik dan penampilan memiliki sejarah panjang dari peradaban kuno dan peradaban Mesir telah banyak mempengaruhi dunia dalam ritual kecantikan dan kosmetik.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari