Intisari-Online.com – Secara administratif, suku Ryukyu mendiami Prefektur Okinawa dan Prefektur Kagoshima, yang terbagi dalam beberapa subsuku, yaitu Amami, Okinawa, Miyako, Yaeyama, dan Yonaguni.
Suku Ryukyu merupakan penduduk pribumi yang hidup di Kepulauan Ryukyu, yang terletak antara pulau Kyushu dan pulau Taiwan.
Populasi penduduk di Kepulauan Ryukyu ini diperkirakan mencapai 1,4 juta jiwa, pada tahun 2014, dan terdapat sekitar 300.000 orang keturunan Ryukyu yang bekerja di daratan Jepang, yang kebanyakan merupakan keturunan diaspora Okinawa yang kembali dari Amerika Latin.
Suku-suku pribumi Ryukyu secara genetis memiliki kerabat dengan suku Ainu, dan kerabat dekat selanjutnya adalah bangsa Jepang dan Korea.
Suku Ryukyu juga kerabat dekat dengan suku Jomon, yaitu penduduk zaman prasejarah Jepang, meski ditemukan bahwa sebagian dari gen maternal mereka berasal dari penduduk kuno Asia Selatan.
Nama Ryukyu ditemukan pertama kali dalam tulisan sejarah Tiongkok pada tahun 605, awal Dinasti Sui, yang berabad-abad kemudian nama Ryukyu disebut oleh Tiongkok sebagai daerah yang meliputi Kepulauan Ryukyu maupun Formosa.
Penduduk Kepulauan Ryukyu ini juga menjalin hubungan yang baik dengan China selama masa Dinasti Ming.
Pada tahun 1429, Hashi kemudian mendirikan Kerajaan Ryukyu yang berpusat di Pulau Okinawa, dan menjalin hubungan baik dengan China.
Kerajaan Ryukyu kemudian ditaklukkan oleh Domain Satsuma dari Kyushu, dengan izin dari Keshogunan Tokugawa, pada tahun 1609, hingga akhirnya pemerintahan kerajaan dibubarkan secara resmi dan menjadi bagian integral Jepang sebagai Prefektur Okinawa pada masa Kaisar Meiji.
Orang-orang suku Ryukyu menganggap bahwa mereka saling terikat satu sama lain karena pulau tempat tinggal mereka, dan karena para generasi tua sering menganggap diri sebagai orang Okinawa, baru kemudian sebagai orang Jepang.
Pengaruh Tiongkok dan Jepang terlihat cukup jelas pada masakan suku Ryukyu, yang menyukai berbagai masakan dari babi, baik daging maupun anggota tubuh lainnya.
Orang Ryukyu tidak memakan ikan sebanyak orang Jepang, namun mereka memakan rumput laut kelp.
Makanan laut yang khas lainnya adalah Irabu, yaitu sejenis ular laut,yang kemudian diasapi dan dimasak perlahan hingga setengah hari bersama rumput laut dan kikil babi, dan dimakan sebagai sup.
Tidak hanya itu, makanan lain yang cukup terkenal adalah Champuru, yaitu tumis sayuran belustru, paria, gluten gandum, dan somen.
Orang suku Ryukyu memiliki agama asli yang bersifat animastik, dan menekankan pada pemujaan leluhur.
Dengan peribadatan dan ritualnya menggunakan bahasa-bahasa setempat dan dilakukan oleh para pendeta wanita yang disebut Nuuru, lalu shaman wnaita Yuta yang berbicara dengan arwah leluhur.
Namun tahun 1978 merupakan terakhir kali upacara inisiasi pendeta wanita Izaihoo yang diadakan 12 tahun sekali setiap tahun kudu, karena sudah tidak ada lagi yang memahami bagaimana melaksanakannya.
Bahkan, praktik umum keagamaan asli Ryukyu pun saat ini sudah sangat menurun.
Seni beladiri Karate merupakan beladiri populer yang berasal dari Ryukyu, tepatnya di pulau Okinawa.
Karate pada awalnya berkembang sebagai beladiri rahasia penduduk Okinawa, karena ada larangan membawa senjata setelah penaklukan Ryukyu oleh klan Satsuma.
Karete kemudian berkembang di Shuri, Tomari, dan Naha, sebagai gabungan dari beladiri asli Okinawa dengan pengaruh beladiri dari Tiongkok.
Dan pada awal tahun 1900-an, Higaonna Kanryo dan Anko Itosu, yang dikenal sebagai bapak karate modern, mulai menerima murid secara terbuka dan mengajarkan Karate di sekolah-sekolah umum.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari