Intisari-Online.com – Phejin, penulis buku ‘The Last of Tattoed Headhunters’, mendokumentasikan tradisi tato dan ritual perburuan kepala leluhurnya.
Dia berkolaborasi dengan fotografer Peter Bos untuk mengeksplorasi perubahan cara hidup dan budaya klan prajurit ini.
Phejin mengisahkan ketika masih kecil, duduk di pangkuan kakeknya di depan perapian, dengan sepanci teh hitam yang mendidih.
Di tempat itu sang kakek menceritakan kisahnya saat muda yang membuat Phejin terpesona.
Tetapi yang paling membuat Phejin terpukau adalah tato hitam yang melengkung di atas mata, hidung, bibir dan dagu.
Tidak hanya itu, leher, dada, dan tubuh sang kake dipenuhi dengan bentuk dan pola geometris.
Ketika usianya 4 tahun, Phejin mulai menyadari bahwa tubuh bertato milik kakeknya itu, sama seperti anggota suku lainnya, yang sangat luar biasa.
Katanya, “Semua suku akan melewati rumah kami atau menginap semalam. Semuanya memiliki tato. Saya selalu percaya bahwa tubuh bertato adalah normal.”
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR