Advertorial
Intisari-Online.com – Di jantung pulau Hawaii Oahu di Dataran Tinggi Wahiawa, bisa ditemukan tempat perlindungan yang tiada duanya.
Menjadi tempat misteri yang mungkin tidak pernah terpikirkan dalam benak Anda.
Kukaniloko adalah situs batu bersalin, tempat lahirnya kerajaan Hawaii selama beberapa abad lampau.
Meskipun Kukaniloko tidak lagi digunakan, situs tersebut tetap dipertahankan sifat sucinya di antara penduduk asli Hawaii, yang juga menghormatinya sebagai tempat belajar bagi berbagai kelompok masyarakat.
Namun, bagaimana pun, situs suci itu tetap penuh misteri.
Mengapa wanita dari keluarga kerajaan yang sedang hamil melakukan perjalanan ke dataran tinggi ini untuk melahirkan?
Ada apa dengan tempat ini dan batu ini yang menarik mereka, dari generasi ke generasi, untuk memastikan bahwa keluarga kerajaan selalu melahirkan di sini?
Tempat suci
Nama ‘Kukaniloko’ dapat diterjemahkan sebagai ‘untuk melabuhkan tangisan dari dalam’ dan tampaknya memeberikan petunjuk yang menggiurkan tentang pentingnya tempat ini.
Dataran Tinggi Wahiawa terletak di antara dua pegunungan utama di Oahu, dan lokasinya berada di persimbangan dua jalur utama yang melintasi pulau.
Diperkirakan bahwa situs tersebut terletak di pusat geografis dan spiritual pulau tersebut, yang memunculkan kepercayaan bahwa kekuatan hidup dari tanah situs itu sangat kuat.
Selain itu, Kukaniloko diyakini terhubung dengan situs suci lainnya tidak hanya di Hawaii, tetapi di seluruh Pasifik.
Kukaniloko terdiri dari sekelompok batu, yang di antaranya banyak berisi ‘poho’ (baskom) buatan manusia.
Ini digunakan untuk mendukung istri kepala suku ketika dia melahirkan di situs itu.
Menurut catatan sejarah, ada juga batu lain, membentuk dua barus 18 di situs, yang berfungsi sebagai kursi untuk 36 kepala suku yang menyaksikan kelahiran bayi itu.
Para kepala suku lainnya hadir sebagai pengamat, sehingga kelahiran tersebut dapat dilestarikan dalam catatan sejarah lisan.
Bahkan beberapa kepala suku mungkin juga membantu kelahiran.
Menurut beberapa sumber, Kukaniloko dibangun oleh kepala suku bernama Nanakaoko,dan istrinya, Kahihikalani, untuk kelahiran putra mereka, Kapawa.
Dari versi ini, Kapawa adalah kepala suku Hawaii pertama yang lahir di Kukaniloko, pada awal abad ke-8.
Praktik ini berlanjut sampai pertengahan abad ke-17, dan kepala suku terakhir yang diketahui lahir di Kukaniloko adalah Kakuhihewa, pada tahun 1540.
Meskipun tidak lagi digunakan, Kukaniloko dianggap sebagai situs keramat di abad-abad berikutnya.
Pada akhir abad ke-18, Kamehameha, pendiri dan penguasa pertama Kerajaan Hawaii, menginginkan istrinya, Keopuolani, agar melahirkan putra mereka di Kukaniloko.
Orang tua di Hawaii yang hidup pada awal abad ke-20 mengingat bahwa mereka masih kanak-kanak, orang tua mereka akan melarang mereka untuk mendekati situs itu, karena rasa hormat mereka.
Menurut catatan sejarah, melansir Historic Mysteries, setelah kelahiran selesai, anak akan dibawa ke ‘waihau heiau’ (sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa kesuburan, Lono), di mana tali pusar dipotong.
Ritual penyucian juga dilakukan di kuil tersebut.
Anak itu kemudian diambil dari ibunya, dipisahkan sampai anak mencapai dewasa.
Ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko si anak dibunuh oleh pemimpin musuh.
Selama itu pula, anak itu akan belajar kepemimpinan, serta tradisi nenek moyangnya, untuk mempersiapkan dirinya menjadi kepala suku.
Para ahli berpendapat bahwa Kukaniloko sebenarnya adalah pusat dari jaringan situs suci yang lebih besar yang ada di sekitarnya.
Sayangnya, banyak dari situs keramat ini telah rusak atau hancur akibat peternakan atau perkebunan nanas.
Ini berarti sulit, untuk memetakan hubungan antara Kukaniloko dan situs-situs keramat yang hilang ini.
Meskipun Kukaniloko paling dikenal sebagai tempat kelahiran kepala suku Hawaii, Kukaniloko juga dianggap memiliki tujuan lain.
Dari mulut ke mulut, misalnya, menyatakan bahwa situs itu adalah tempat belajar bagi ‘kahuna’, para praktisi lua, dan ‘kilo’, yaitu para pendeta, praktisi seni bela diri, dan astrolog.
Potensi tujuan astrologi dari situs ini lebih lanjut didukung oleh penelitian belakang ini mencatat desain dan pola pada batu.
Diperkirakan bahwa ini bisa digunakan untuk melacak pergerakan tubuh surgawi.
Sayangnya, penghancuran situs-situs yang terkait dengan Kukaniloko, seperti disebutkan sebelumnya, membuat spekulasi ini sulit dikonfirmasi.
Antara tahun 1925 dan 1960, Kukaniloko dilindungi oleh sekelompok orang yang disebut Putri Hawaii.
Lalu, perawatan situs dipindahkan ke Hawaiian Civic Club of Wahiawa.
Dan sejak tahun 1973, situs keramat ini masuk ke dalam Daftar Tempat Bersejarah Nasional.
Kukaniloko juga disebut sebagai monumen negara.
Meskipun situs tersebut dibuka untuk umum, namun pengunjung harus mengingat bahwa tempat itu dikeramatkan, jadi mereka harus berperilaku hormat.
Ini termasuk tidak memindahkan atau mengambil apa pun dari situs tersebut, dan tidak memanjat atau menginjak-injak batu yang ada.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari\