Penggunaan piring bibir juga menjadi sumber pembeda, terutama bagi suku-suku yang menggunakannya, untuk membedakan mereka dari suku-suku lain yang ada.
Sebagai simbol kesuburan dan kelayakan untuk menikah, piring bibir digunakan pada acara-acara penting seperti pernikahan dan kompetisi menari.
Wanita yang sudah menikah juga diharapkan untuk memasukkan piring mereka saat melayani suami mereka.
Meskipun diakui sebagai tradisi yang aneh, tampaknya cukup jelas bahwa wanita yagn memakai pelat bibir tampak tidak nyaman.
Tetapi, mereka tetap harus melakukannya karena tradisi mereka menuntut demikian.
Pada tahap awal, banyak wanita yang menanggung rasa sakit selama latihan menusuk dan memotong, tepat sebelum pelat bibir diperbaiki,
Tetapi, beberapa wanita bahkan telah membawa piring begitu lama hingga entah apakah menjadi beban bagi mereka atau tidak.
Ada juga risiko infeksi, ketika kondisi sanitasi yang ideal tidak terpenuhi selama proses pemasangan pelat bibir.
Tentunya, makan, minum, dan tidur tidak mudah bagi para wanita ini, karena mereka terus-menerus harus mengeluarkan piring bibir mereka.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR