Intisari - Online.com -Ilmuwan politikus Amerika Serikat di Stanford, Francis Fukuyama, menyebut Turki adalah negara yang akan menentukan permainan perang Ukraina.
Hal ini ternyata karena Ukraina baru saja membeli senjata mematikan dari Turki, drone Bayraktar TB2, yang disebut Fukuyama sebagai 'pengubah permainan'.
Namun Rusia segera menanggapi hal tersebut.
Mengutip Asia Times, Rusia mengatakan baru-baru ini mereka menembak 40 drone Turki itu walaupun hanya ada 1 unit sebagai bukti, di Suriah.
Rusia sendiri bertaruh melihat sistem pertahanan udara jangka pendek Pantsir yang telah tampak aksinya di Suriah dan Libya.
Sementara itu Turki mengunggulkan kemampuan Bayraktar dari keberhasilan Bayraktar di Nagorno-Karabakh, Libya dan Suriah, serta baru-baru ini di perang Tigray Ethiopia.
Lantas siapa yang benar?
Banyak yang berharap apakah Rusia bisa benar-benar melakukan serangan drone di wilayah Donbass di Ukraina.
Sejauh ini, telah ada setidaknya satu serangan Bayraktar yang berhasil.
Tentara Ukraina sendiri menghancurkan sebuah howitzer dengan drone Bayraktar buatan Turki.
Serangan drone dicurigai datang setelah seorang tentara Ukraina terbunuh oleh serangan howitzer D-30 122 mm dan lainnya terluka.
Tahun 2015, Pantsir-S dikirim ke wilayah Donbass, setidaknya secara sementara.
Kemudian senjata-senjata itu ditarik kembali ke Rusia.
Sementara Rusia telah menaruh unit-unit Pantsir di Krimea yang mereka caplok, sejauh ini Pantsir tidak bergerak lebih jauh ke wilayah Donbass, Ukraina timur.
Namun beberapa berpikir pengiriman Pantsir ke Donbass hanya tinggal menunggu waktu.
Pantsir-S adalah sistem pertahanan udara jarak pendek kurang dari 20 kilometer yang mengkombinasikan rudal pencegat 2 tahap dan meriam otomatis (2A38M, 30 mm).
Model aslinya, Pantsir-S1, telah ditingkatkan dengan radar dan elektronik yang lebih baik.
Model lebih terbaru telah dikenalkan dengan pasukan Rusia di Suriah.
Dilaporkan Rusia juga menambah sistem target elektrooptikal ke Pantsir, menyediakan sebuah alternatif jika radarnya rusak.
Masing-masing Pantsir membawa 12 rudal (tipe 57E6 atau 57E6-E ekspor).
Masing-masing rudal itu tersusun dari roket pendorong dan rudal itu sendiri, yang memiliki sebuah fragmentasi hulu ledak.
Panduan penerbangan disediakan seluruhnya oleh stasiun di darat.
Pasukan massal Rusia
Rusia telah mengumpulkan pasukan bertarung yang besar di sekitar Ukraina yang juga bisa melebar ke Belarusia.
Ini merupakan serangan tentara modern yang memiliki kendaraan lapis baja besar, tentara kejut, dukungan rudal dan udara penuh dan pertahanan udara yang bergerak meliputi Pantsir dan pertahanan udara lainnya.
Laporan rahasia CIA memperkirakan jika pasukan Rusia saat semua terkumpul akan terdiri dari 100 kelompok taktis yang totalnya tersusun dari 175 ribu tentara.
Rusia juga menggerakkan tentara cadangan, sebuah langkah yang disebut langkah tidak biasa.
Meski begitu, Presiden Rusia Vladimir Putin juga khawatir terkait Bayraktar, seperti saat ia berbicara dengan Presiden Turki, Erdogan, mengenai penjualan ke Ukraina, menunjukkan jika Rusia kemungkinan akan menambah pasukan separatis Donbass alih-alih melakukan invasi militer skala penuh, atau setidaknya Putin ingin menjaga kedua pilihan itu.
Melawan serangan Rusia yang berat, beberapa Bayraktar di Ukraina kemungkinan kecil saja bisa mengalahkan Rusia, bahkan jika mereka bertahan tidak kalah.
Namun jika konflik tetap seperti ini, dengan kenaikan mengerikan dari kedua belah pihak, kedatangan Pantsir dapat diperkirakan bisa melawan drone Bayraktar.
Namun apakah klaim Rusia mengenai Pantsir itu benar? Benarkah Pantsir pembunuh Bayraktar?
Pernyataan resmi Rusia menyebut Bayraktar adalah target yang mudah karena besar, terbang dengan lambat dan bisa dengan mudah dilacak.
Rusia juga menyebut jika operator 'rata-rata' yang menggunakan Pantsir bisa mengalahkan Bayraktar dengan mudah.
Bayraktar TB-2 adalah sebuah drone besar dengan lebar sayap melebihi F-16, jika F-16 sebesar 10.06 meter, maka lebar sayap Bayraktar mencapai 11.9 meter.
Bayraktar juga terbang dengan kecepatan 80 meter per jam, dan tidak punya kemampuan siluman.
Bukti kuat kemampuan Pantsir datang dari Suriah dan Libya, yang mana sebanyak 23 sistem Pantsir dikalahkan oleh drone Bayraktar.